New Normal Tidak Direspons Positif, Rupiah Melemah 0,2%
Ia menambahkan, sentimen negatif juga datang dari sektor perbankan yang mencatatkan kenaikan rasio kredit macet atay non performin loanLoan (NPL) dari 2,5% pada desember 2019 menjadi 2,89% di April 2020. Menurutnya, kenaikan NPL ini menjadi sinyal bahwa risiko jasa keuangan mulai menunjukkan tanda-tanda kenaikan.
Selain itu, sentimen negatif dari eksternal datang dari ketegangan antara AS dan Tiongkok terkait isu Hong Kong juga perlu dicermati. Ditambah lagi, soal pandemi virus corona atau Covid-19 yang menyebabkan kematian lebih dari 100.000 orang d AS, juga dipandang cerminan siatuasi buruk pandemi Covid-19 global.
Adapun, penguatan rupiah sehari sebelumnya lebih disebabkan karena sentimen positif dari Eropa, yakni soal rancangan stimulus untuk menangani dampak pandemi di Eropa.
Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS melemah 0,16% ke level 98,9. Mata uang Negeri Paman Sam tersebut pun terpantau melemah terhadap euro 0,15%, poundsterling Inggris 0,05%, dolar Australia 0,03%, dan dolar Kanada 0,09%.
(Baca: Rupiah Melemah ke 14.755 per Dolar AS Tertekan Hubungan AS-Tiongkok)