Sri Mulyani Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Jadi 1%
Kemudian harga minyak mentah Indonesia diprediksi berada di kisaran US$ 40-50 per barel, dengan lifting minyak bumi 677.000-737.000 bph, dan lifting gas bumi ditargetkan berada di rentang 1,085 juta hingga 1,173 juta barel setara minyak per hari.
(Baca: Proyeksi Suram Ekonomi Indonesia Kuartal II dan Dampak Turunannya)
Sementara itu, pemerintah mematok defisit APBN 2021 di kisaran 3,21-4,17% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit tersebut nantinya akan dibiayai melalui pembiayaan anggaran, baik melalui utang netto dan investasi.
Target pembiayaan pada KEM-PPKF 2021 ditetapkan berkisar antara 3,21-4,17% terhadap PDB. Rinciannya, utang netto di kisaran 3,31-4,57% dan investasi di investasi 0,1-0,4%. Target defisit fiskal didapat dari selisih belanja negara ditetapkan di kisaran 13,11-15,17% dan pendapatan negara yang berada di kisaran 9,9-11%.
Sedangkan, pendapatan negara pada 2021 akan terdiri dari penerimaan perpajakan yang ditargetkan di kisaran 8,25-8,63% terhadap PDB, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) di kisaran 1,6-2,3%, dan hibah 0,05-0,07%.
Kemudian, target belanja negara terdiri dari belanja pusat dengan besaran di kisaran 8,81-10,22%, serta transfer ke daerah dan dana desa 4,3-4,85%. Belanja negara pada tahun depan akan fokus pada tiga hal utama yakni reformasi kesehatan, reformasi anggaran, dan peningkatan efektivitas program perlindungan sosial.
(Baca: Sri Mulyani Ramal Ekonomi Kuartal II Minus 3%, Apakah RI akan Resesi?)