Rupiah Loyo ke 14.625 per Dolar AS Imbas Data Ekonomi Tiongkok

Agatha Olivia Victoria
16 Juli 2020, 17:13
kurs rupiah, rupiah, nilai tukar, pandemi corona, data ekonomi tiongkok
Sigid Kurniawan | ANTARAFOTO
Ilustrasi. Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Selain rilis data ekonomi yang bervariasi, sentimen negatif juga datang dari memanasnya tensi dagang antara AS dan Tiongkok. Sentimen itu menekan indeks saham Tiongkok yang selanjutnya memberikan sentimen negatif bagi pasar regional Asia dan sesi pembukaan pasar Eropa.

"Jadi secara keseluruhan, faktor yang mendorong pelemahan rupiah terhadap dollar lebih didorong oleh pelemahan mata uang Asia serta koreksi di pasar keuangan regional Asia," ujarnya.

(Baca: Sinyal Ekonomi Kuartal II Suram, BI Pangkas Lagi Bunga Acuan Jadi 4%)

BI mencatat nilai tukar rupiah masih tetap terkendali sesuai dengan fundamental. Secara point to point, mata uang Garuda pada kuartal II mengalami apresiasi 14,42% dipengaruhi aliran masuk modal asing yang cukup besar pada Mei dan Juni.

Meski demikian, secara rerata mencatat depresiasi 4,53% akibat level yang masih lemah pada April lalu. Pada awal Juli, rupiah dan mata uang regional sedikit tertekan seiring ketidakpastian global, termasuk akibat kembali meningkatnya risiko geopolitik AS-Tiongkok.

Hingga kemarin, rupiah terdepresiasi 2,28% baik secara point to point maupun secara rerata dibandingkan dengan level Juni 2020. Sementara jika dibandingkan dengan level akhir 2019, rupiah terdepresiasi 4,83%.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...