Bunga Acuan BI Terendah Sepanjang Sejarah, Apa Pemicunya?

Sorta Tobing
17 Juli 2020, 13:25
suku bunga acuan turun, bi, bank indonesia, bi 7-day reverse repo rate
Arief Kamaludin|KATADATA
Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4% kemarin, Kamis (16/7).

Posisi cadangan devisa pun dalam kondisi positif. BI terakhir melaporkan pada akhir Juni 2020 angkanya di US$ 131,7 miliar, naik dibandingkan bulan sebelumnya di US$ 130,5 miliar. Kenaikan terutama disebabkan penerbitan sukuk global pemerintah. Cadangan devisi ini tujuh kali lipat lebih besar dibandingkan pada saat krisis 1998 di US$ 18 miliar.

(Baca: Tiga Saran Bank Dunia untuk Pemulihan Ekonomi RI dari Dampak Pandemi)

BI TURUNKAN SUKU BUNGA ACUAN
 Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Apa Itu BI 7-Day Reverse Repo Rate?

Melansir dari situs BI, BI 7-Day Reverse Repo Rate berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016 menggantikan BI Rate. Instrumen ini digunakan sebagai suku bunga kebijakan baru karena dapat secara cepat mempengaruhi pasar uang, perbankan, dan sektor riil.

Instrumen 7-Day Repo Rate sebagai acuan baru memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang, sifatnya transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong pendalaman pasar keuangan, khusunya penggunaan instrument Repo.

Repot atau repurchase agreement adalah perjanjian pinjaman dana dengan angunan saham atau surat utang. Transaksi jual-beli ini berdasarkan perjanjian yang telah ditentukan kedua belah pihak. Jika, pihak peminjam gagal membayar pada saat jatuh tempo, maka penyedia dana berhak menyita efek yang dianggunkan peminjam.

(Baca: DBS Sebut Ekonomi RI saat Pandemi Corona Lebih Baik daripada 1998)

Dengan memakai instrument BI 7-Day Reverse Repo Rate sebagai suku bunga kebijakan baru, bank sentral mengharapkan tiga dampak utama. Pertama, menguatnya sinyal kebijakan moneter dengan suku bunga tujuh hari sebagai acuan di pasar keuangan.

Kedua, meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter karena 7-Day Reverse Repo Rate berpengaruh pada pergerakan suku bunga pasar uang dan perbankan. Terakhir, terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam, khususnya transaksi dan pembentukan struktur suku bunga di pasar uang antarbank atau PUAB untuk tenor tiga sampai 12 tahun.

Apa Pemicu BI Turunkan Suku Bunga Acuan?

Pengamat Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati kepada sempat menybeut kebijakan BI dalam menurunkan suku bunga acuan seperti memberi gula-gula kepada masyarakat.

“Ibaratnya mobil, BI menekankan pada remnya. Tujuannya, agar ekonomi tetap stabil dan inflasi tidak naik. Kalau inflasi terkendali, daya beli masyarakat terjaga,” kata Enny kepada BBC Indonesia pada 24 Agustus 2017.

(Baca: Potensi Pemulihan Ekonomi dari Data Kenaikan Ekspor-Impor Bulan Juni)

Perry ketika masih menjabat deputi gubernur BI pada 2017 mengatakan ada empat faktor yang membuat bank sentral menurunkan suku bunga. Pertama, laju inflasi yang rendah. Kedua, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang terkendali.

Ketiga, kondisi global, terutama pergerakan suku bunga acuan bank sentral di negara lain. Terakhir, penurunan suku bunga bertujuan untuk mendorong penyaluran kredit guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Harapannya, perbankan akan mengikuti penurunan tersebut.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...