Pelonggaran Moneter The Fed Bakal Lama, Rupiah Perkasa ke 14.550/US$
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,86% pada posisi Rp 14.505 per dolar Amerika Serikat di perdagangan pasar spot pagi ini, Senin (31/8). Rupiah menguat terimbas indikasi kebijakan moneter bank sentral AS, The Fed, yang akan berlangsung lama.
Namun mengutip data Bloomberg, rupiah bergerak melemah dari posisi pembukaan hingga berada di posisi Rp 15.546 per dolar AS pada pukul 09.30 WIB. Sementara mayoritas mata uang Asia turut bergerak menguat terhadap dolar AS.
Dolar Taiwan naik 0,22%, won Korea Selatan 0,21%, peso Filipina 0,17%, rupee India 0,56%, yuan Tiongkok 0,14%, ringgit Malaysia 0,2%, dan baht Thailand 0,09%. Sementara itu yen Jepang dan dolar Singapura melemah masing-masing 0,1%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah mungkin masih akan mendapatkan sentimen positif. "Terutama dari indikasi kebijakan pelonggaran moneter yang lebih lama dan mungkin lebih agresif dari The Fed untuk membantu pemulihan ekonomi AS," ujar Tjendra kepada Katadata.co.id, Senin (31/8).
Hal tersebut seperti yang diungkapkan Gubernur The Fed dalam pidato di pertemuan online para pejabat bank sentral dunia Jackson Hole Kamis pekan lalu. Sikap Fed mendorong pelemahan nilai tukar mata uang Negeri Paman Sam, sebaliknya membantu penguatan aset berisiko termasuk rupiah.
Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS turun 0,09% ke level 92.29. Dengan demikian, mata uang negeri Paman Sam terlihat melemah dibanding mata uang negara maju seperti euro, dolar Australia, serta dolar Kanada.