Jokowi Lihat Sejumlah Sinyal Positif Ekonomi di Balik Ancaman Resesi

Yura Syahrul
5 September 2020, 10:14
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kedua kanan) berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) sebelum memimpin rapat terbatas (ratas) mengenai percepatan eliminasi Tuberkulosis (TBC) di Istana Merdeka, Jakarta,
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/Pool/foc.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kedua kanan) berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) sebelum memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/7/2020).

Optimisme tersebut juga membesar jika melihat pembahasan rancangan undang-undang omnibus law mengenai Cipta Kerja. Menurut Jokowi, pembahasan RUU tersebut sudah rampung 80%. "Tapi itu prosesnya ada di DPR."

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan berbagai faktor itulah, Presiden melihat kondisi ekonomi mulai pulih hingga akhir tahun nanti. Ia pun menyitir proyeksi ekonomi Indonesia tahun ini dna tahun depan dari tiga lembaga keuangan dunia. Per Juli lalu, dana moneter internasional (IMF) memproyeksikan ekonomi RI tahun ini tumbuh minus 0,3%. Bank pembangunan Asia (ADB) juga memproyeksi kontraksi ekonomi RI sebesar 1%. Adapun, Bank Dunia menaksir ekonomi tumbuh 0%.

Proyeksi tinggi dibuat untuk tahun depan. IMF meramal ekonomi RI tahun 2021 tumbuh 6%; Bank Dunia sebesar 4,8%, sednagkan ADB menaksir 5,3%. "Proyeksi ini tidak jauh dengan target pemerintah tahun depan," kata Jokowi. Pekan ini, pemerintah dan DPR menyepakati asumsi makro ekonomi tahun depan, yang salah satunya adalah target pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 - 5,5%.

Di sisi lain, Jokowi mengakui tidak mudah menjalankan pemulihan ekonomi sejalan dan seimbang dengan penanganan kesehatan terhadap pandemi. Ia mengibaratkan seperti gas dan rem, yakni pelonggaran pembatasan aktivitas untuk mendorong ekonomi (gas) atau memperketat pembatasan aktivitas dan protokol kesehatan (rem).

"Gas dan rem itu bukan persoalan mudah. Bagaimana mengelola yang seimbang, praktiknya tidak mudah," katanya.

Presiden pun memaparkan beberapa data terkini penanganan pandemi di Indonesia. Kasus positif Covid-19 di negara ini memang terus bertambah, namun itu sejalan dengan peningkatan jumlah tes.

Di sisi lain, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Jokowi menyebut tingkat kesembuhan selama periode Maret - Agustus mencapai 71,66%, yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata dunia sebesar 70,46%. "Ini yang jarang dilihat orang," katanya.

Menurut dia, kunci untuk menyelesaikan pandmei ini adalah menemukan vaksin yang kemudian dikonsumsi oleh semua masyarakat. Saat ini, BUMN Bio Farma bersama perusahaan farmasi Tiongkok Sinovac sudha melakukan uji klinis tahap ketiga vaksin Covid-19.

Jokowi berharap proses vaksinasi masyarakat sudah dapat dilakukan pada Januari tahun depan. "Sebelum vaksin ketemu, kuncinya (penanganan Covid-19) adalah pakai masker," kata Jokowi, yang selama pertemuan lebih 1,5 jam tersebut selalu memakai masker dan face shield.

Sebelumnya, ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri memperkirakan kontraksi ekonomi pada kuartal III lebih kecil dibandingkan kuartal sebelumnya tapi lebih besar dari prediksi pemerintah yaitu minus 3%.

Ia melihat konsumsi masyarakat masih lemah. Masyarakat menahan diri untuk tak berbelanja mengingat ketidakpastian ekonomi masih besar. Sehingga, komponen penyumbang 57,85% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ini belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Lemahnya konsumsi terlihat dari penjualan mobil yang masih minus 50% untuk periode Januari-Juli tahun ini dan pariwisata minus 80% dibandingkan tahun 2019. “Masyarakat meskipun ekonomi mulai membaik, terjadi perubahan pola pikir,” kata Faisal dalam Rapat Pendapat Umum bersama Komisi VI DPR, Senin (31/8).

Pada kuartal kedua lalu, konsumsi masyarakat tumbuh minus 5,51%. Lebih dalam dari kuartal pertama yang tumbuh sebesar 2,84% dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi minus 1,74% secara kuartalan atau QtoQ dibanding kuartal keempat 2019.

Halaman:
Editor: Redaksi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...