Tumbuh Melambat, Utang Luar Negeri RI per Kuartal III Capai Rp 6.904 T

Agatha Olivia Victoria
16 November 2020, 13:48
utang pemerintah, bank indonesia, ULN, utang luar negeri
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada Rabu (18/3) hingga pukul 10.09 WIB, nilai tukar rupiah melemah 140 poin atau 0,93 persen ke posisi Rp15.223 per dolar AS.

Kendati demikian, BI menilai ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas. Belanja tersebut diantaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial atau 23,7% dari total ULN pemerintah, sektor konstruksi 16,6%, sektor jasa pendidikan 16,5%, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 11,8%, serta sektor jasa keuangan dan asuransi 11,5%.

Bank sentral menilai struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto pada akhir kuartal III 2020 sebesar 38,1%, sedikit meningkat dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 37,4%.

Sementara itu, struktur ULN Indonesia yang tetap sehat tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,1% dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Selain itu, peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional. Hal tersebut dilakukan dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam menilai ULN swasta melambat karena kegiatan ekonomi yang mengalami kontraksi. "Tidak ada kebutuhan swasta untuk melakukan utang ke luar negeri dan juga utang ke dalam negeri seperti terlihat di pertumbuhan kredit bank yang sangat rendah," kata Piter kepada Katadata.co.id, Senin (16/11).

Di sisi lain, perlambatan ULN pemerintah, menurut dia, terjadi karena pembiayaan lebih diutamakan dari dalam negeri yaitu dengan menerbitkan SUN rupiah. Penerbitan itu pun mayoritas melalui skema burden sharing dengan BI. Adapun ULN dan penerbitan SUN global hanya ditujukan untuk melengkapi saja terutama memenuhi kebutuhan cadangan devisa.

Meski ULN masih bertambah, Piter menyebutkan bahwa perlambatan pertumbuhan ini menunjukkan kondisi yang sehat. Dengan demikian, Indonesia tidak menambah beban sekaligus menunjukkan tak lagi ketergantungan terhadap ULN. "Kita punya alternatif sumber pembiayaan dari dalam negeri," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...