Rupiah & Mata Uang Asia Kompak Menguat Terangkat Sentimen Vaksin
Analis HFX Berjangka Adhy Pangestu mengatakan masih akan ada potensi pelemahan rupiah pada hari ini. Ini disebabkan oleh kebijakan Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%, rekor terendah baru.
Pembuat kebijakan memangkas biaya pinjaman untuk kelima kalinya tahun ini dengan total 125 bps. Tujuannya, untuk mendukung ekonomi setelah dilanda virus corona. Suku bunga fasilitas simpanan dan fasilitas pinjaman juga diturunkan masing-masing sebesar 25 bps menjadi 3% dan 4,5%.
Ia menilai upaya bank sentral memperkuat komitmennya untuk menyediakan likuiditas dan memastikan nilai tukar rupiah mencerminkan fundamental perekonomian. "Penurunan dimaksudkan untuk merangsang ekonomi yang akan berdampak pada pelemahan nilai tukar," ujar Adhy kepada Katadata.co.id.
Kendati demikian, faktor luar akan cenderung mempengaruhi pergerakan kurs rupiah, seperti peningkatan jumlah kasus dan perkembangan vaksin di AS dan Eropa.
Ia pun memperkirakan pergerakan rupaj sangat dipengaruhi oleh prospek saham, yields, dolar AS, emas, dan minyak pada pekan ini. Saham bullish menunjukkan risiko penurunan pada greenback. Namun, pelemahan emas menunjukkan beberapa ketahanan dolar AS.
Selain itu, harga minyak berjuang dalam kisaran terbatas, yang menyatakan bahwa investor tidak sepenuhnya optimis. Sentimen yang sama tercermin dalam penurunan imbal hasil Surat Berharga Negara 10 tahun.