Rupiah & Mata Uang Asia Kompak Menguat Terangkat Sentimen Vaksin

Agatha Olivia Victoria
23 November 2020, 09:40
Petugas menunjukkan angka pada kalkulator di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Jakarta, Rabu (22/7/2020). Pada perdagangan hari ini, Rabu (22/7/2020) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 91 poin di level Rp14.650 per USD dari penut
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Petugas menunjukkan angka pada kalkulator di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Jakarta, Rabu (22/7/2020). Pada perdagangan hari ini, Rabu (22/7/2020) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 91 poin di level Rp14.650 per USD dari penutupan sebelumnya Rp14.741 per USD.

Analis HFX Berjangka Adhy Pangestu mengatakan masih akan ada potensi pelemahan rupiah pada hari ini. Ini disebabkan oleh kebijakan Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%, rekor terendah baru.

Pembuat kebijakan memangkas biaya pinjaman untuk kelima kalinya tahun ini dengan total 125 bps. Tujuannya, untuk mendukung ekonomi setelah dilanda virus corona. Suku bunga fasilitas simpanan dan fasilitas pinjaman juga diturunkan masing-masing sebesar 25 bps menjadi 3% dan 4,5%.

Ia menilai upaya bank sentral memperkuat komitmennya untuk menyediakan likuiditas dan memastikan nilai tukar rupiah mencerminkan fundamental perekonomian. "Penurunan dimaksudkan untuk merangsang ekonomi yang akan berdampak pada pelemahan nilai tukar," ujar Adhy kepada Katadata.co.id.

Kendati demikian, faktor luar akan cenderung mempengaruhi pergerakan kurs rupiah, seperti peningkatan jumlah kasus dan perkembangan vaksin di AS dan Eropa.

Ia pun memperkirakan pergerakan rupaj sangat dipengaruhi oleh prospek saham, yields, dolar AS, emas, dan minyak pada pekan ini. Saham bullish menunjukkan risiko penurunan pada greenback. Namun, pelemahan emas menunjukkan beberapa ketahanan dolar AS.

Selain itu, harga minyak berjuang dalam kisaran terbatas, yang menyatakan bahwa investor tidak sepenuhnya optimis. Sentimen yang sama tercermin dalam penurunan imbal hasil Surat Berharga Negara 10 tahun.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...