Rupiah Menguat Terimbas Pemburukan Data Tenaga Kerja AS
Tingkat partisipasi angkatan kerja menurun karena lebih banyak orang meninggalkan angkatan kerja. Dengan demikian, rilis data tersebut menunjukkan prospek yang makin berat bagi angkatan kerja AS.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden telah mengusulkan paket stimulus senilai US $1,9 triliun. Namun mayoritas senator Partai Republik lebih memilih untuk menunda pengucuran lebih banyak stimulus. Dengan data tenaga kerja yang buruk tersebut, kucuran dana kemungkinan akan lebih cepat diguyurkan.
Di sisi lain, Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam menyebut, salah satu indikator utama pergerakan rupiah adalah transaksi NDF domestik. "Pagi ini, kurs transaksi NDF domestik menguat. Artinya, rupiah punya peluang untuk terus menguat," ujar Piter kepada Katadata.co.id.
Ia memperkirakan rupiah hari ini bergerak pada rentang Rp 13.975-14.050 per dolar AS. Sentimen positif datang dari kondisi eksternal. Kebijakan AS untuk menambah dana pemulihan ekonomi akan semakin melonggarkan likuiditas dolar dan meningkatkan imbal hasil atau yield. "Hal ini mempersempit selisih yield AS dengan domestik," kata dia.
Bank Indonesia mencatat imbal hasil Surat Berharga Negara Indonesia 10 tahun berada di level 6,13% pada Jumat (5/2). Sedangkan, tingkat bunga Surat Utang Negeri Paman Sam 10 tahun berada di 1,139%.