Sri Mulyani Lihat Sektor Manufaktur dan Perdagangan Paling Cepat Pulih

Agatha Olivia Victoria
4 Maret 2021, 19:19
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada media tentang Stimulus Kedua Penanganan Dampak Covid-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020). Dalam keterangannya untuk penanganan COVID-19, Pemerintah akan memberikan fasilit
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan arah pemulihan dua sektor ekonomi ini sudah sesuai jalur hingga akhir 2020.

Tren pemulihan mulai terjadi pada sektor industri pengolahan dan perdagangan. Kedua sektor strategis ini diharapkan mampu mendorong percepatan pemulihan ekonomi secara berkelanjutan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa arah pemulihan dua sektor ekonomi ini sudah sesuai jalur hingga akhir 2020. "Kami berharap bahwa keduanya cukup cepat pulih pada kuartal satu tahun ini maupun keseluruhan tahun," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2021 secara virtual, Kamis (4/3).

Dia menjelaskan, industri pengolahan sudah mulai membaik meski masih terkontraksi dari 6,18% pada kuartal II 2020 menjadi 4,34% pada kuartal III dan  3,14% pada kuartal IV. Dengan demikian,  sektor manufaktur terkontraksi 2,93% sepanjang tahun lalu. 

Pertumbuhan sektor perdagangan juga memiliki pola yang hampir sama yakni dari minus 7,59% pada kuartal II tahun lalu menjadi 5,05% pada kuartal III dan 3,64% pada kuartal IV 2020. Sepanjang tahun lalu, sektor jasa terkontraksi  3,72%.

Bendahara Negara menilai, pemulihan kedua sektor tersebut akan terus berlanjut seiring arah pergerakan indikator pendukungnya. Indikator itu, yakni PMI Manufaktur Januari 2021 yang sudah mulai berada dalam zona ekspansif, aktivitas ekspor dan impor yang mulai bangkit, serta penjualan kendaraan yangmenunjukan perbaikan dan kemungkinan lebih baik dengan dukungan insentif. "Semuanya menujukkan pemulihan yang akseleratif," katanya.

Sri Mulyani memperkirakan pemulihan ekonomi akan berlanjut pada tahun ini. Ekonomi akan tumbuh 5% ditunjang oleh sejumlah faktor.

Faktor tersebut yakni program vaksinasi yang mulai berjalan, APBN 2021 yang ekspansif, serta implementasi reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja dan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi. Di samping itu, berbagai kebijakan yang dikeluarkan pihaknya bersama-sama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan diharapkan dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi.

Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance Esther Sri Astuti mengatakan sektor perdagangan memang memiliki potensi untuk tumbuh positif lebih cepat. "Namun, baru akan tumbuh positif pada kuartal III tahun 2021," ujar Esther kepada Katadata.co.id, Kamis (4/3).

Sektor perdagangan, menurut dia, dapat tumbuh positif lebih cepat lagi jika didukung sektor transportasi. Selama pandemi, banyak angkutan laut untuk kegiatan ekspor impor memberlakukan blank sailing program atau pengurangan jumlah kapal. Ini membuat banyak eksportir maupun importir mengantri agar barangnya bisa terangkut. "Akibatnya mereka juga berani membayar berapapun agar barangnya terangkut," kata dia.

Jika kondisi sudah normal dan frekuensi kapal makin banyak, Esther menilai lalu lintas perdagangan akan lebih lancar. Dengan demikian, sektor perdagangan bisa tumbuh positif lebih cepat.

Sementara untuk sektor pengolahan, ia meramal pertumbuhan positif kemungkinan lebih lama terjadi. Sektor ini terkendala pasokan bahan baku, biaya operasional yang tinggi, kebiajakan work from home, dan lain-lain.

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...