Indonesia Masih Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I Minus 0,74%

Agatha Olivia Victoria
5 Mei 2021, 11:51
ekonomi kuartal I, resesi pertumbuhan ekonomi, konsumsi rumah tangga
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Ilustrasi. Konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi domestik masih lemah.

Sementara sektor yang masih mencatatkan kontraksi dalam, yakni transportasi dan pergudangan yang negatif 13,12%. Selain itu, akomodasi dan minuman masih minus 7,26%, jasa perusahaan minus 6,1%, jasa lainnya minus 5,15%, jasa keuangan 2,8%, dan jasa pendidikan minus 1,61%.

Pemerintah sebelumnya memang memprediksi ekonomi pada kungrtal I masih akan terkontraksi 0,6% hingga 0.9%. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis ekonomi akan kembali positif pada kuartal kedua tahun ini. Kementerian Keuangan bahkan memproyeksi pertumbuhan ekonomi mencapai 7% hingga 8%. 

Optimisme Sri Mulyani seiring dengan sejumlah indikator ekonomi yang menunjukkan perbaikan. Teranyar, data IHS Markit merilis Purchasing Managers’ Index atau PMI Manufaktur Indonesia yang mencetak rekor pada April 2021. 

"Ini sejalan dengan menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia didukung program vaksinasi secara nasional," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers: Hasil Rapat Berkala II KSSK Tahun 2021, Selasa (3/5).

Sejak Maret 2021, menurut dia, sejumlah indikator dini ekonomi memang sudah menuju ke arah perbaikan. PMI Manufaktur Tanah Air telah berada di zona ekspansi yakni 53,2 dan terus menguat ke 54,6 pada April.

Ia juga masih optimistis target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 4,5% hingga 5,5% masih dapat terkejar meski banyak lembaga dunia memangkas proyeksi ekonomi Indonesia. Pada tahun lalu, ekonomi Indonesia terkontraksi 2,07%. 

Ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia Teuku Riefky memperkirakan ekonomi tahun ini secara keseluruhan tumbuh 4,4% hingga 4,8% meski ekonomi masih terkontraksi pada tiga bulan pertama tahun ini. Menurut dia, proses pemulihan ekonomi Indonesia akan terdiri dari tiga tahapan, yakni kontraksi ekonomi yang mendalam, ekspansi awal, dan pemulihan total ekonomi.

"Kontraksi ekonomi yang mendalam atau tahap pertama dicirikan dengan penurunan tajam dari aktivitas ekonomi. Indonesia mengalami tahap ini pada kuartal I dan II 2020," katanya dalam hasil riset yang diperoleh Katadata.co.id. 

Adapun fase ekspansi awal menurut dia, mulai terjadi pada kuartal ketiga tahun lalu dengan perbaikan aktivitas ekonomi usai dilonggarkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid I. Selanjutnya, fase ketiga dari pola pemulihan ekonomi adalah fase dalam mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi normal di jangka panjang.

"Indonesia dianggap telah memasuki tahap ini yakni tahun 2021 dan beberapa tahun ke depan," ujar dia.

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...