Kinerja Manufaktur Terancam Lesu pada Kuartal III Akibat PPKM Darurat

Image title
Oleh Abdul Azis Said
14 Juli 2021, 14:14
manufaktur, PMI manufaktur, BI, kinerja manufaktur
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.
Ilustrasi. BI memprediksi hampir seluruh sektor industri akan mengalami penurunan kinerja pada kuartal III.

Meski begitu, terdapat sektor-sektor yang berhasil mengalami ekspansi sekalipun perekonomian terancam melemah di tiga bulan ke depan. Industri semen dan barang galian non-logam bakal naik dari 49,24% pada kuartal II menjadi 50,54% pada kuartal III. Industri barang kayu dan hasil hutan lainnya juga diprediksi membaik. Indeks PMI sektor ini naik dari 46,97% menjadi 50,7%.

BI juga mencatat prediksi pelemahan indeks PMI-BI pada kuartal III tercermin dari menurunnya indeks pada sejumlah komponen. Volume produksi diprediksi akan menurun dan keluar dari fase ekspansi dengan indeks sebesar 47,17%, berbalik dari kinerja kuartal II yang berhasil meningkat di indeks 54,2%. Kondisi serupa juga bakal dialami komponen volume persediaan barang jadi, indeksnya diproyeksikan turun dari 51,63% menjadi 49,91%.

Indeks volume pesanan barang input juga menurun meski masih bisa bertahan di fase ekspansi, dari 54,03% menjadi 53,52%. BI juga memprediksikan penerapan PPKM Darurat akan berdampak terhadap indeks penggunaan tenaga kerja dari semula 47,68% pada kuartal II menjadi 47,51% di tiga bulan ketiga 2021.

Namun, indeks kecepatan penerimaan input pada kuartal III diprediksi jadi satu-satunya komponen PMI-BI yang berhasi naik dan memasuki fase ekspansi. Indeks kecepatan penerimaan input bakal naik dari 46,57% menjadi 50,34%.

Prediksi penurunan PMI pada kuartal ketiga akan menghentikan progres pertumbuhan indeks PMI-BI fase ekspansi yang sudah dimulai sejak awal tahun.  Sepanjang tahun lalu indeks PMI-BI berada di fase kontraksi meski tanda-tanda pemulihan sudah terlihat sejak pertengahn tahun.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...