Rupiah Makin Kuat ke 14.184/US$ Efek Pelonggaran PPKM dan Sentimen Fed
Tidak berselang lama, akhir pekan lalu rilis data ketenagakerjaan bulan Agustus rupanya jauh di bawah eksepktasi pasar. Departemen Ketenagakerjaan mencatat penambahan tenaga kerja baru di sektor non pertanian sepanjang bulan lalu hanya sebanyak 235 tenaga kerja, jauh di bawah survei yang dibuat Dow Jones 720 ribu.
Penurunan signifikan pada serapan tenaga kerja bulan lalu tercatat sebagai yang terburuk sejak awal tahun ini. Sementara pada bulan sebelumnya, pemerintah melaporkan terdapat penamabahn tenaga kerja baru 1,05 juta orang. Penurunan tajam terutama dipengaruhi lonjakan kasus Covid-19 varian Delta di negeri paman sam sejak awal Agustus.
Dari dalam negeri, Ariston menilai penguatan ditopang membaiknya kasus Covid-19 yang diklaim telah melewati puncaknya. Pemerintah juga telah melonggarkan mobilitas di sejumlah wilayah sejak pekan terakhir Agustus.
"Selain itu membaiknya kondisi covid-19 dan pelonggaran aktivitas perekonimian di Indonesia juga membantu mengangkat nilai tukar rupiah," kata Ariston.
Pemerintah melanjutkan kebijakan pelonggaran mobilitas di sejumlah wilayah yang ditandai dengan penurunan status PPKM dari level 4 menjadi level 3. Meski begitu, penerapan PPKM level 1-4 masih berlanjut hingga 13 September untuk wilayah Jawa-Bali dan 20 September untuk luar Jawa-Bali.
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 39 tahun 2021, penerapan PPKM Level 4 di wilayah Jawa-Bali tersisa di 11 kabupaten/kota. Jumlahnya turun drastis dari pekan sebelumnya yang mencakup 25 kabupaten/kota.
Selain itu, seluruh wilayah di DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Yogyakarta juga sudah keluar dari PPKM Level 4. Sementara terdapat sembilan kabupaten/kota di Bali dan dua di Jawa Timur yang masih melanjutkan PPKM Level 4.
