Krisis Evergrande dan Lonjakan Kasus Covid-19 Menekan Ekonomi Tiongkok

Abdul Azis Said
22 September 2021, 11:29
evergrande, tiongkok, pertumbuhan ekonomi
ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter/HP/sa.
Ilustrasi. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat pada kuartal kedua tahun ini sebesar 7,9% secara tahunan.

Beban kewajiban total korporasi setara kurang dari 2% terhadap PDB Tiongkok. Ini menjadi sinyal kuat untuk mendorong Beijing mengambil sikap untuk mencegah guncangan ekonomi yang lebih luas.  S&P Global Ratings memperkirakan bahwa kemungkinan bailout sangat kecil, Xi Jinping mungkin baru akan turun tangan jika kekacauan di Evergrande menimbulkan risiko sistemik terhadap perekonomi.

Namun, kekhawatiran terhadap Evergrande bukan satu-satunya alasan BofA memangkas prospek ekonomi negeri tirai bambu tahun ini. Data ekonomi yang dirilis beberapa pekan terakhir menunjukkan pemulihan ekonomi yang masih lemah di tengah lonjakan Covid-19 di sejumlah wilayah.

Biro Statistik Nasional (NBS) pekan lalu melaporkan, output produksi tumbuh 5,3% secara year-on-year (yoy) pada Agustus. Namun ini lebih lambat dari peningkatan 6,4% pada Juli dan menandai laju terlemah sejak Juli 2020. Selain itu pertumbuhan output meleset dari kenaikan 5,8% yang diperkirakan oleh para analis.

Belanja konsumen juga mendapat pukulan besar dari meningkatnya kasus Covid-19 lokal dan banjir awal bulan lalu. Penjualan ritel hanya naik 2,5% secara yoy pada Agustus. Capaian ini jauh lebih rendah dari perkiraan kenaikan 7,0% dan juga tercatat pertumbuhan paling lambat sejak Agustus tahun lalu.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat pada kuartal kedua tahun  ini sebesar 7,9% secara tahunan, setelah mencapai puncaknya pada kuartal pertama tahun ini 18,3%. 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...