Surplus Neraca Perdagangan Januari-September Tembus US$ 25 Miliar
Kondisi tak jauh berbeda terjadi pada kinerja impor pada September. Impor masih tumbuh 40,31% dibandingkan September 2021 meski turun dibandingkan Agustus. Impor migas turun 8,98% secara bulanan tetapi masih melesat 59,19% secara tahunan. Sedangkan impor nonmigas turun 1,8% secara bulanan tetapi naik 38,18% secara tahunan.
Berdasarkan penggunaan barangnya, impor barang konsumsi turun 5,28% secara bulanan menjadi US$ 1,79 miliar, impor bahan baku penolong turun 2,27% menjadi US$ 12,09 miliar, dan impor barang modal turun 2,66% menjadi US$ 2,35 miliar.
"Tetapi secara tahunan, seluruh impor berdasarkan penggunaanya masih naik. Konsumsi naik 59,66% bahan baku penolong 45,46%, dan barang modal 10,07%," kata Margo.
Penurunan impor terbesar terjadi pada barang asal Cina sebesar US$ 512,8 juta, India US$ 148,8 juta, dan Korea Selatan US$ 118 juta. Sementara kenaikan impor terjadi untuk barang asal Ukraina US$ 139,9 juta dan Australia US$ 87,7 juta.
Secara kumulatif sepanjang Januari-September, impor mencapai US$ 139,21 miliar, naik 34,27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara ekspor secara kumulatif mencapai US$ 164,29 miliar sehingga terjadi surplus neraca perdagangan US$ 25 miliar.