Ekspor Naik, Surplus Neraca Perdagangan Oktober Kembali Cetak Rekor
Sementara itu, Margo mencatat, kenaikan impor pada Oktober 2021 terutama didorong oleh ekspor migas yang tumbuh 1,68% dibandingkan bulan sebelumnya atau 75,94% dibandingkan Oktober 2020 menjadi US$ 1,69 miliar. Sedangkan impor nonmigas tumbuh 0,19% dibandingkan September atau 48,29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 14,39 miliar.
Margo menjelaskan, seluruh jenis impor berdasarkan kompoennya berhasil tumbuh kecuali konsumsi. Impor konsumsi pada bulan lalu turun 11,7% dibandingkan bulan sebelumnya meski naik 53,45% dibandingkan peridoe yang sama tahun lalu. "Komoditas yang berpengaruh karena impor barang farmasi yang turun 35,44%, diikuti buah-buahan turun 14,51%," kata dia.
Impor bahan baku penolong yang berkontribusi paling besar naik 1,77% secara bulanan atau 55,825 secara tahunan menjadi US% 12,31 miliar. Sedangkan impor bahan modal tumbuh 1,92% secara bulanan atau 29,41% secara tahunan menjadi US$ 2,39 miliar.
Margo menjelaskan, kenaikan impor berdasarkan kode hs 2 digit terutama disumbang oleh besi dan baja yang mencapa US$ 181,7 juta, disusul kembang gula sebesar US$ 83,9n juta, kendaraan dan bagian, ampas dan sisa industri, serta logam mulia dan perhiasan.
Kenaikan impor terutama berasal dari Cina sebesar US$ 166, 3 juta, Afrika Selatan US$ 87,4 juta, dan India 64,2 juta. Sementara penurunan impor terbesar terjadi pada barang asal Amerika Serikat US$ 147,2 juta, Italia US$ 110,3 juta, dan Kanadan US$ 93 juta.
Sementara secara total, menurut dia, impor Januari-Oktobernaik 35,86% dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai US$ 155,51 miliar. Dari total impor tersebut, impor nonmigas naik 32,7% menjadi US$ 136,38 milair.
"Impor nonmigas kita terbesar secara kumulatif didorong oleh impor mesin dan peralatan mekanis bagiannya yang naik 14,79% sebesar US$ 20,18 miliar," kata dia.