Berkat Pasar Cina, Ekspor RI Oktober Cetak Sejarah Rekor Tertinggi
Kenaikan ekspor Indonesia ke Cina terjadi di tengah kekhawatiran melambatnya perekonomian negara tembok raksasa ini akibat inflasi yang meroket. Para ekonom sebelumnya meramalkan surplus neraca dagang akan menyusut seiring lesuhnya ekspor dan meningkatnya impor. Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memperkirakan surplus di kisaran US$ 3,9 miliar- US$ 4 miliar saja, lebih rendah dari bulan sebelumnya US$ 4,37 miliar.
"Paling dikhawatirkan soal inflasi di China yang terlalu tinggi akan membuat permintaan produk industri berkurang, terutama produk industri yang bahan bakunya dari indonesia," kata Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira kepada Katadata.co.id, Minggu (15/11).
Sementara dari sisi impor, inflasi yang tinggi dikhawatirkan menimbulkan pembengkakan nilai impor dari Cina seiring kenaikan harga-harga. Hal ini dapat memicu imported inflation sebagai efek limpahan dari inflasi yang memanas di Cina.
Seperti diketahui, Indeks Harga Konsumen di Cina mencatat inflasi 1,5% secara tahunan, lebih tinggi dari 0,7% bulan sebelumnya. Laju inflasi bulan lalu tercatat sebagai yang tercepat sejak September tahun lalu
Meski inflasi konsumen cenderung masih rendah, pasar khawatir dengan inflasi di tingkat produsen yang meroket. Indeks Harga Produsen Cina mencata inflasi 13,5% pada Oktober. Ini naik dari 10,7% pada bulan sebelumnya, sekaligus tertinggi dalam 26 tahun terakhir. Indeks harga produsen ini menggambarkan harga-harga saat di pabrik.