Sri Mulyani Ungkap Bahaya Besar AS Injak ‘Rem’ karena Inflasi Tinggi

Agustiyanti
19 November 2021, 14:27
sri mulyani, amerika serikat, inflasi
Antara/Aprillio Akbar
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, inflasi AS saat ini yang jauh di atas target Bank Sentral AS sebesar 2% akan berdampak pada lebih cepatnya kebijakan pengetatan moneter ditempuh.

“Ini kondisi yang harus diwaspadai pada akhir tahun ini hingga tahun depan saat kita harus memjaga ekonomi dan APBN,” Kata dia. 

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan tekanan inflasi di berbagai negara muncul akibat adanya lonjakan dari sisi permintaan. Ini terutama didorong oleh mulai dibukanya sejumlah sektor ekonomi. Di sisi lain, dari sisi suplai justru belum mampu memenuhi permintaan tersebut.

Secara umum kita perkirakan ganggaun ini (pasokan) sifatnya sementara karena ini merupakan pent-up demand (permintaan terpendam)," kata Destry dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur BI edisi November, Jumat (19/11).

Destry mengatakan butuh waktu dari sisi pasokan untuk menyeimbangkan lonjakan permintaan. Kondisi ini yang kemudian mendorong kenaikan harga-harga di sejumlah negara beberapa bulan terakhir, terutama di Amerika Serikat (AS).

"Ini jadi pelajaran yang tentu akan kita waspadai karena kita lihat pemulihan sudah mulai terjadi, konsumsi juga mulai meningkat, sehingga dari sisi supplynya perlu penyeimbangan nantinya," kata Destry.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan hal serupa, gangguan dari sisi pasokan mendorong kenaikan harga, tetapi inflasi dipastikan hanya bersifat sementara. Masalah krisis energi yang juga jadi penyulut kenaikan harga diramal akan mulai mereda tahun depan. "Dengan demikian tidak akan memberi tekanan yang terlampau besar ke pertumbuhan ekonomi," kata Doddy.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...