Tren Penurunan Bunga Berlanjut Tahun Depan, BI Ramal Kredit Tumbuh 8%
Perry menyebut pihaknya juga memiliki Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) untuk mendorong kredit. Melalui instrumen terakhir ini, BI mewajibkan perbankan untuk meningkatkan penyaluran kreditnya kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar 20% pada akhir Juni 2022, 25% pada 2023 dan 30% pada 2024.
Sementara dari sisi moneter, Perry mengatakan pihaknya akan fokus pada penurunan lebih lanjut suku bunga kredit perbankan, seiring bunga acuan yang masih ditahan rendah. Keberadaan likuditas perbankan yang melimpah juga akan diturunkan secara perlahan. Hal ini agar tidak menganggu kemampuan perbankan menyalurkan kredit.
"Kebijakan suku bunga rendah sekarang 3,5% akan tetap kami pertahankan sampai terdapat tanda-tanda awal kenaikan inflasi," kata Perry.
Di pasar kredit, bunga acuan yang masih ditahan rendah mendorong penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan yang terus berlanjut, diikuti penurunan suku bunga kredit baru. SBDK pada September tercatat 8,75%, sedangakn suku bunga kredit baru sebesar 9,06%.
Perry dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan edisi November mengatakan, aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang meningkat mendorong perbaikan persepsi risiko perbankan. Hal ini berdampak positif bagi penurunan suku bunga kredit baru.
"Bank Indonesia terus mendorong perbankan untuk melanjutkan penurunan suku bunga kredit sebagai bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan kredit kepada dunia usaha," kata Perry pekan lalu.