IMF Peringatkan Risiko Besar Utang Dunia Tembus Rp 3.187 Kuadriliun

Abdul Azis Said
16 Desember 2021, 11:21
IMF, utang dunia, utang,
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/rwa.
Ilustrasi. IMF mencatat lebih dari separuh kenaikan utang dunia tahun lalu berasal dari penarikan yang dilakukan pemerintah.

"Sementara selama krisis keuangan global, tantangannya adalah bagaimana menahan kerusakan dari sektor swasta yang dieksploitasi secara berlebihan," tulis laporan tersebut.

Pasar negara berkembang, tidak termasuk Cina, menyumbang sebagian kecil dari kenaikan utang global tahun lalu. Nilainya berkisar US$ 1- US$ 1,2 triliun, terutama karena kenaikan utang pemerintah yang telah mencapai rekor tertingginya. Begitu juga di negara berkembang, tingkat utang melonjak ke level tertingginya dalam dua dekade terakhir.

Utang negara miskin tetap meroket sekalipun mereka sebenarnya sudah mendapat manfaat dari penyaluran utang berbunga rendah serta inisitaif pengurangan utang dari berbagai kreditur.

"Namun demikian, baik pasar negara berkembang maupun negara-negara berpenghasilan rendah juga menghadapi peningkatan rasio utang yang didorong oleh penurunan besar dalam PDB nominal pada tahun 2020," tulis laporan tersebut.

Selain itu, IMF juga memberikan catatan bahwa kenaikan utang tersebut bukan hanya bermanfaat positif karena dipakai untuk melindungi masyarakata dan ekonomi. Lonjakan utang juga meningkatkan kerentanan, terutama dari sisi pembiayaan pemerintah untuk mendukung pemulihan dan investasi jangka menengah.

Belum lagi sejumlah bank sentral dunia juga bersiap memperketat kebijakan moneternya sebagai respon atas inflasi yang memanas. Kenaikan suku bunga oleh bank sentral menyebabkan biaya pinjaman semakin mahal.

Beberapa bank sentral juga sudah mengurangi likuiditasnya dengan mengurangi pembelian aset secara besar-besaran. Pengurangan ini akan berimplikasi terhadap pemulihan ekonomi dan kondisi fiskal negara tersebut.

"Risiko (utang) semakin besar jika suku bunga global naik lebih cepat dari yang diharapkan dan pertumbuhan goyah. Pengetatan kondisi keuangan yang signifikan akan meningkatkan tekanan pada pemerintah, rumah tangga, dan perusahaan yang paling berutang tinggi," tulis IMF.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...