Meski Dibuka Menguat, Rupiah Diramal Bergerak Melemah ke Rp 14.380/US$

Abdul Azis Said
18 Januari 2022, 09:56
rupiah, yield
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Pekerja menunjukkan uang dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Rabu (5/1/2022).

"Pengetatan moneter akan mendorong penguatan dollar AS karena bank sentral menarik likuiditas dolar di pasar," kata Ariston.

"Bila tren berlanjut, neraca perdagangan bisa defisit dan ini tidak menguntungkan rupiah," kata dia.

Surplus dagang Desember 2021 hanya sekitar US$ 1,02 miliar, di bawah ekspektasi pasar di kisaran US$ 3 miliar.

Realisasi ini jauh di bawah beberapa bulan sebelumnya yang sempat menyentuh US$ 5,74 miliar pada Oktober.

Selain itu, sentimen pelemahan juga datang dari meningkatnya kekhawatiran terhadap penyebaran varian Omicron.

Sekalipun varian baru ini menimbulkan gejala cenderung ringan, namun penyebaran yang meluas menyebabkan peningkatan restriksi di sejumlah negara. Kondisi tersebut bisa mendorong pasar mencari aman ke aset dolar AS.

 Sementara, analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.288-14.343 per dolar AS.

Selain dibayangi sentimen pengetatan moneter The Fed, pergerakan rupiah juga menanti rapat dewan gubernur BI yang digelar pekan ini.

"Pasar akan menunggu sinyal yang akan diberikan oleh BI terkait kebijakan moneter ke depan menyikapi kemungkinan kenaikan bunga acuan The Fed yang lebih cepat dan pengaruhnya terhadap volatilitas Rupiah dan yield SBN," kata Rully kepada Katadata.co.id

Gubernur BI dijadwalkan menggelar RDG selama dua hari pada Rabu-Kamis (19 dan 20/1). Pertemuan mendatang merupakan rapat bulanan sekaligus cakupan tahunan.



Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...