Sri Mulyani Mulai Khawatir Lonjakan Kasus Covid-19 Mengganggu Ekonomi
"Kompleksitas kebijakan antarnegara baik dari sisi moneter maupun fiskal tersebut berpotensi memicu dinamika arus modal antarnegara yang akan memberikan dampak lanjutan pada volatilitas nilai tukar Rupiah dan pasar keuangan," kata Sri Mulyani.
Sementara itu, Sri Mulyani melaporkan dalam asesmen KSSK, stabilitas sistem keuangan domestik pada akhir tahun atau kuartal keempat 2021 dalam kondisi normal.
Kondisi ini didukung oleh penurunan kasus Covid-19 dalam negeri sehingga mendorong peningkatan aktivitas ekonomi.
Stabilitas di sistem keuangan ini ikut mendukung berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional.
Perbaikan kondisi ekonomi tercermin dari sejumlah indikator seperti mobilitas yang sudah melampaui level sebelum pandemi, keyakinan konsumen yang kuat, penjualan eceran meningkat, PMI Manufaktur yang bertahan di zona ekspansif.
Selain itu, konsumsi listrik sektor industri dan bisnis juga meningkat serta kinerja positif penjualan kendaraan bermotor dan semen.
"Perkembangan kasus harian Covid-19 yang rendah pada triwulan IV 2021 mendorong pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sehingga mendukung berlanjutnya pemulihan aktivitas ekonomi," kata Sri Mulyani.
Selain itu, kinerja sektor eksternal juga cukup kuat. Surplus neraca perdagangan berlanjut di Desember 2021 dan secara akumulatif di tahun 2021 mencapai US$ 35,34 miliar.
Selain itu, cadangan devisa berada pada level USD144,9 miliar, setara 8 bulan impor barang dan jasa.