Ekonomi Bali dan Papua Barat Masih Minus Tahun Lalu, Apa Penyebabnya?
Hal serupa juga terjadi pada pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia, yakni Maluku dan Papua. Sekalipun Papua Barat terkontraksi, kawasan yang terdiri atas empat provinsi tertimur ini mencatat pertumbuhan ekonomi secara kumulatif 10,09%. Kawasan ini bahkan mencatat pertumbuhan ekonomi paling signifikan dibandingkan lima kawasan Indonesia lainnya, termasuk Jawa.
Pertumbuhan yang kuat juga khususnya di Provinsi Papua karena adanya peningkatan aktivitas pertambangan bij logam, khususnya produksi tembaga dan emas. Selain itu, faktor pendorongnya juga karena peningkatan aktivitas konstruksi untuk menunjang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Provinsi Papua.
Meski demikian, perekonomian Maluku dan Papua ini hanya berkontribusi 2,49% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) harga berlaku RI tahun 2021 sebesar Rp 16.970,8 triliun. Hal ini karena secara spasial, perekonomian RI masih terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera yang menyumbang hampir 80% dari perekonomian tahun lalu.
Pertumbuhan ekonomi di pulau Jawa sebesar 3,66% pada tahun lalu, dengan kontribusi 57,89% terhadap PDB nasional. Disusul oleh Sumatera yang tumbuh 3,18% dengan kontribusi 21,7% terhadap ekonomi nasional.
Sementara, pertumbuhan ekonomi di Kalimantan juga sebesar 3,1% dengan kontribusi 8,25% ke ekonomi nasional. Perekonomian Sulawesi berhasil melampaui rata-rata nasional dengan pertumbuhan 5,67% dan kontribusi 6,89%. Sementara Bali dan Nusa Tenggara dengan pertumbuhan 0,07% mencatat kontribusi 2,78%.