Sri Mulyani Catat Belanja Covid-19 Awal Tahun Ini Anjlok Jadi Rp 400 M

Agustiyanti
28 Maret 2022, 17:24
belanja covid-19, covid-19, apbn, belanja kesehatan, belanja barang, sri mulyani
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU
Ilustrasi. Pemerintah mencatat belanja penanganan Covid-19 anjlok terutama karena turunnya belanja vaksin seiring stok yang cukup pada awal tahun ini.

Direktur Penyusunan APBN Direktorat Jenderal Anggaran Rofyanto Kurniawan sebelumnya mengatakan, jumlah pasien yang masuk rumah sakit akibat Covid-19 di tengah lonjakan kasus Omicron relatif lebih sedikit dibandingkan saat lonjakan Delta tahun lalu. Kondisi ini membantu pemerintah menghemat anggaran karena pasien yang perawatannya ditanggung negara, dapat melakukan karantina mandiri dengan dukungan layanan telemedicine. 

"Karena begitu masuk rumah sakit kan perlu beberapa hari untuk isolasi, dukungan peralatan dan obat-obatan, per harinya bisa Rp 3 juta-Rp 5 jutaan," kata Rofyanto dalam diskusi daring, Senin (14/3).

Ia menjelaskan mahalnya biaya perawatan pasien Covid-19 menguras anggaran pemerintah. Pemerintah telah menghabiskan Rp 83,26 triliun untuk klaim pasien yang dibayarkan pada tahun lalu, atau 117,7% dari pagu awal yang dianggarkan sebesar Rp 63,51 triliun.

Meski demikian, nominal tersebut belum sepenuhnya melunasi tagihan yang masuk tahun lalu. "Tagihannya luar biasa besar di 2021, dan belum seluruhnya dibayarkan. Masih ada tunggakan yang harus kita bayarkan di tahun 2022 ini," kata Rofyanto.

Total tagihan tahun lalu diperkirakan mencapai lebih dari Rp 100 triliun. Ini lantaran Kemenkeu mencatat masih ada tunggakan belum bayar mencapai Rp 25,1 triliun hingga awal Februari.

Di sisi lain, pemerintah juga telah menyetok vaksin Covid-19 cukup banyak pada tahun lalu. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah hingga akhir pekan lalu telah menyetok 475 juta dosis vaksin Covid-19. Sementara yang telah disuntikkan mencapai 395 juta dosis sehingga masih tersedia 80 juta dosis yang akan cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksin hingga empat bulan ke depan. 

Adapun BPS mencatat impor barang farmasi pada Februari 2022 anjlok 71,7% jika dibandingkan Januari. Ini antara lain akibat anjloknya  impor vaksin sebesar 94,67% menjadi US$ 196,5 juta.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...