Rupiah Hari Ini Diramal Melemah Imbas Kenaikan Inflasi AS

Abdul Azis Said
13 April 2022, 09:48
Pegawai menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021).
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Pegawai menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021).

Dari dalam negeri, pasar kini menantikan rilis data neraca dagang yang akan dipublikasikan awal pekan depan. "Sementara ini rupiah masih dapat ditopang oleh aliran modal asing masuk," kata Rully.

Senada dengan Rully, analis pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah akan tertekan di kisaran Rp 14.380 per dolar AS, dengan potensi penguatan di Rp 14.340. Sentimen risiko kenaikan inflasi dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih hawkish akan menekan rupiah.

Seperti diketahui, sejumlah komentar pejabat The Fed serta notulen rapat FOMC yang dirilis pekan lalu mengindikasikan adanya peluang kenaikan bunga 50 bps pada pertemuan bulan depan. Selain itu, The Fed juga berencana mulai mengurangi neracanya.

"Di sisi lain, pasar keuangan Indonesia masih menarik bagi Asing. IHSG masih berhasil ditutup menguat dan mencetak level penutupan tertinggi baru. Kondisi ini mendukung penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS," kata Ariston.

Dalam asesmen Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang dirilis pagi ini, menunjukan sistem keuangan domestik masih terjaga normal sekalipun ada sejumlah risiko eksternal, terutama yang berasal dari perang. Dalam laporan otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menunjukkan secara ytd, terdapat aliran modal masuk ke pasar saham sebesar Rp 37,52 triliun.

Berdasarkan data Biro Statistik Amerika Serikat, laju inflasi negeri paman Sam tersebut terus sejak akhir 2021.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...