Investor Lakukan Profit Taking, Rupiah Diramal Menguat ke 14.580/US$

Abdul Azis Said
23 Mei 2022, 09:49
rupiah, dolar as. nilai tukar
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Pekerja menunjukkan uang dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Rabu (5/1/2022).

Dari dalam negeri, surplus besar neraca perdagangan bisa menopang penguatan rupiah. Hal ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang kembali membuka keran ekspor untuk produk CPO yang sempat dilarang. "Aktivitas yang menambah surplus neraca perdagangan menjadi sentimen positif untuk rupiah," ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca dagang pada April menyentuh rekor tertingginya sepanjang sejarah mencapai US$ 7,56 miliar, jauh di atas surplus bulan Maret US$ 4,54 miliar. Surplus jumbo tersebut tidak lepas dari kinerja ekspor yang masih berhasil tumbuh positif 3,11% dibandingkan bulan sebelumnya, sementara impor terkontraksi 10,01%.

Di samping itu, kondisi pandemi domestik yang semakin dilonggarkan bisa memicu penguatan rupiah. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo belum lama ini mengumumkan pelonggaran aturan penggunaan masker di luar ruangan. 

Namun, perdagangan rupiah hari ini bukan tanpa sentimen negatif. Ariston menyebut bila sentimen pengetatan moneter The Fed kembali muncul, dolar bisa menguat lagi.

Pasar saat ini mengantisipasi pertemuan The Fed pada tanggal 14-15 Juni. Bank Sentral AS itu sebelumnya menyebut berencana menaikkan suku bunga 50 bps pada pertemuan Juni dan Juli.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...