Modal Asing Masuk Rp 3,22 T Sepekan, Rupiah Perkasa Terhadap Dolar AS
Seperti diketahui, The Fed menggelar pertemuan pembuat kebijakan bulanan pada 4 Mei lalu dan memutuskan kenaikan bunga acuan 50 bps. Dengan demikian bunga acuan The Fed sudah mencapai 1% setelah sebelumnya juga sudah menaikkan 25 bps pada pertemuan Maret.
Usai pengumuman tersebut, pergerakkan rupiah cenderung negatif dan sempat mencapai Rp 14.719 pada penutupan perdagangan 19 Mei. Namun, tanda-tanda rebound mulai terlihat sejak awal pekan ini.
Rupiah bahkan masih berhasil menguat sekalipun pada pekan ini terdapat rilis risalah rapat The Fed yang menunjukkan rencana The Fed kembali menaikkan bunga 50 bps di pertemuan bulan depan.
Penguatan rupiah pekan ini juga karena pasar mulai beralih dan fokus pada sentimen dalam negeri yang cenderung positif. Salah satu pendorongnya karena realisasi inflasi domestik yang relatif masih rendah dibandingkan beberapa negara lain yang sudah melambung, contohnya di Amerika dan negara-negara Eropa.
"Meski gonjang-ganjing kenaikan suku bunga global, BI masih mempertahankan suku bunganya karena melihat fundamental ekonomi domestik yang masih cukup bagus," kata Ibrahim.
Pekan ini BI mengumumkan tetap mempertahankan suku bunga di level 3,5%. Meksi begitu, bank sentral mempercepat kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) untuk menyerap likuiditas di perbankan yang masih melimpah.