Beban Baru Ekonomi RI: Segera Berakhirnya Era Suku Bunga Rendah

Agustiyanti
3 Juni 2022, 18:27
bunga, suku bunga, bunga BI, inflasi
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. Inflasi Indonesia secara tahunan pada Mei 2022 hanya mencapai 3,55%.

Bank-bank sentral dunia secara bertahap mulai menaikkan suku bunga, meninggalkan era bunga rendah yang selama ini menjadi alat untuk memacu kembali perekonomian dari pukulan pandemi. Kenaikan suku bunga semakin cepat seiring tingginya inflasi atau kenaikan harga barang yang melanda sebagian besar negara akibat perang Rusia dan Ukraina. 

Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Bank Indonesia telah memastikan masih akan mempertahankan suku bunga rendah hingga ada tanda-tanda kenaikan inflasi. Suku bunga acuan BI sebesar 3,5% saat ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah dan telah dipertahankan selama 15 bulan.

Adapun saat ini, inflasi Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan banyak negara emerging maupun maju. Inflasi Indonesia secara tahunan pada Mei 2022 hanya mencapai 3,55%.

Sementara jika menengok negara lain, seperti Amerika Serikat, angkanya sudah mencapai 8,3% pada April. Inflasi Inggris mencapai 9%, Brasil 12,1%, Meksiko 7,7%, India 7,8%, dan Rusia 17,8%. Negara-negara tersebut pun sudah mulai mengambil tindakan untuk mengerem inflasi dengen menaikkan bunga acuan. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, langkah pemerintah menahan kenaikan harga energi dengan menaikkan subsidi membantu menahan kenaikan inflasi di dalam negeri. Pemerintah dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR RI mengusulkan tambahan subsidi energi Rp 350 triliun agar tarif listrik, harga BBM dan LPG tak perlu naik. 

"Inflasi terkendali mengurangi keharusan BI untuk merespons melalui suku bunga sebagaimana bank sentral negara lain," ujar Perry dalam konferensi pers hasil rapat dewan gubernur BI pada pertengahan bulan lalu. 

Data inflasi menjadi acuan utama BI sebelum memutuskan untuk mengubah kebijakan suku bunga. Perry telah berkali-kali mengatakan, akan tetap menahan suku bunga hingga ada tanda-tanda kenaikan inflasi yang signifikan. 

Meski kini inflasi terkendali, Badan Pusat Statistik memperingatkan dampak kenaikan harga pangan global seperti tepung dan kedelai akan segera merembet ke Indonesia Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, transmisi dari kenaikan harga dua komoditas pangan tersebut ke dalam negeri sebetulnya sudah mulai terasa, tetapi baru sampai di level pedagang besar atau grosir.

Adapun di tingkat konsumen, kenaikan harga tepung terigu hanya memberi andil inflasi 0,0008% sedangkan produk turunan kedelai yakni tempe dengan andil 0,052%.

Inflasi yang berpotensi meningkat di paruh kedua tahun ini sudah terbaca juga oleh Bank Indonesia. Perry memperkirakan inflasi hingga akhir tahun akan mencapai 4,2% atau melampaui target BI di rentang 2% hingga 4%.  

Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan BI kemungkinan menaikkan suku bunga acuannya pada paruh kedua tahun ini. "Saya lihat mungkin di semester dua ini BI akan mulai menaikkan suku bunga untuk menjaga ekspektasi inflasi supaya tidak liar," kata David kepada Katadata.co.id.

Menurutnya, BI perlu belajar dari kondisi di Amerika Serikat saat The Fed mulai dikritik karena dinilai terlambat menaikkan suku bunga dan inflasi terlanjur memanas. Walhasil, The Fed perlu menaikan suku bunganya lebih tinggi dari ekspektasi awal.

Kenaikan bunga oleh bank sentral tak hanya menaikkan bunga deposito tetapi juga kredit yang harus dibayarkan produsen maupun konsumen.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) menilai kenaikan suku bunga BI akan kian mempersulit pengusaha makanan dan minuman jika dilakukan pada paruh kedua tahun ini. 

"Kami berharap tidak ada kenaikan bunga di BI. Kalau sampai terjadi, maka akan ada kenaikan operasional dan menggerus margin perusahaan," ujarnya kepada Katadata.co.id. 

Menurut Adhi, banyak pengusaha makanan dan minuman berencana menaikkan harga produk yang dijualnya pada paruh kedua tahun ini. Hal ini seiring kenaikan harga bahan baku yang sudah terjadi pada sepanjang paruh pertama tahun ini. 

"Kondisi di paruh kedua ini akan sangat berat. Saat ini rata-rata bunga bank berkisar 8% dan 10% dan porsi masing-masing perusahaan berbeda-beda," katanya. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...