Yen Terpuruk ke Level Terendah 1998 Seiring Kian Berkibarnya Dolar AS

Abdul Azis Said
13 Juni 2022, 19:16
Yen, Dolar AS
Pexels/Karolina Grabowska
Ilustrasi dolar Amerika Serikat.

Dolar AS terus menguat pada perdagangan awal pekan ini mendekati level tertingginya dalam dua dekade yang sempat dicapai pada bulan lalu. Seiring penguatan aset aman dolar, mata uang negara Asia anjlok, yen Jepang menyentuh rekor terendahnya selama lebih dari dua dekade.

Mengutip Bloomberg, indeks dolar naik 0,52% pada hari ini mencapai 104,68. Posisi ini mendekati rekor tertinggi dalam dua dekade yang sempat dicapai pada bulan lalu di 105,01. Imbas penguatan dolar, mata uang yen Jepang juga sempat menyentuh level terendahnya sejak 1998 di level 135,22 per dolar AS.

Pelemahan dalam yang dialami yen Jepang terutama karena melebarnya kesenjangan antara imbal hasil alias yield obligasi benchmark Jepang dan AS melebar setelah data inflasi AS dirilis pada akhir pekan lalu.

Inflasi AS kembali naik pada Mei setelah sempat turun tipis pada bulan sebelumnya menjadi 8,6% secara tahunan. Ini merupakan level tertingginya selama lebih dari empat dekade.

Kenaikan inflasi tersebut mendorong sentimen kenaikan bunga The Fed kembali meningkat. Apalagi, bank sentral utama dunia tersebut juga diagendakan menggelar pertemuan pekan ini yang diperkirakan akan kembali menaikan bunga acuannya. Beberapa ekonom bahkan memperkirakan kenaikan bunga 75 bps pada pertemuan mendatang.

Selain itu, bank sentral dunia lain seperti Bank Of England (BoE) dan Bank sentral Swiss juga diperkirakan menaikan bunga acuan pada pertemuan mereka. Adapun sikap bank sentral Jepang (BoJ) yang menolak menaikan bunga acuannya telah melemahkan yen Jepang. Yen jepang telah terkoreksi 15% sejak awal Maret.

"Secara keseluruhan perkembangan fundamental terus mendukung pelemahan yen lebih lanjut dalam waktu dekat tetapi pelaku pasar akan lebih waspada terhadap risiko intervensi dan pergeseran hawkish dalam kebijakan BoJ dalam seminggu ke depan," kata analis mata uang di MUFG dikutip dari Reuters, Senin (13/6).

Koreksi yang terjadi pada yen jepang tersebut telah mendorong spekulasi bahwa mata uang negeri sakura tersebut akan kembali melemah seperti yang terjadi saat krisis keuangan Asia tahun 1997. Saat itu, yen Jepang amblas hingga 140 per dolar AS.

Selain yen Jepang, mata uang lainnya yang juga melemah yakni euro, sterling dan franc Swiss semuanya jatuh ke posisi terendah sekitar empat minggu terhadap dolar pada hari itu.

Bagaimana Nasib Rupiah?

Rupiah terpantau melemah sejak pekan lalu setelah sempat menguat pada awal bulan ini. Nilai tukar rupiah ditutup ke Rp 14.682 per dolar AS sore ini, melemah 129 poin dari level penutupan akhir pekan lalu. Penutupan rupiah pada sore ini merupakan level terendahnya sejak 20 Mei atau dalam tiga pekan terakhir.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, selain terimbas dat inflasi AS, pelemahan rupiah hari ini juga akibat data kenaikan kasus Covid-19 domestik.

"Pasar memantau perkembangan naiknya jumlah kasus penyakit akibat Covid-19 hingga nyaris 100% dalam sepekan," kata Ibrahim dalam risetnya.

Kondisi ini diperburuk adanya temuan kasus Covid-19 varian baru yakni Omicron subvarian BA.4 dan BA.5. Laporan terbaru, varian baru ini telah menjangkit delapan orang.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...