Bank DBS: Kenaikan Harga Minyak Global Picu Risiko Inflasi Domestik

Muhammad Taufik
21 Juni 2022, 18:24
Foto ilustrasi prospek pemulihan ekonomi RI di tengah upaya vaksinasi. Bank DBS optimistis akan terjadi pemulihan ekonomi di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya di tahun ini seiring berlangsungnya program vaksinasi.
Muhammad Zaenuddin / Katadata
Foto ilustrasi prospek pemulihan ekonomi RI di tengah upaya vaksinasi. Bank DBS optimistis akan terjadi pemulihan ekonomi di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya di tahun ini seiring berlangsungnya program vaksinasi.

Namun kedua opsi itu memiliki dampak tersendiri bagi pertumbuhan ekonomi. Sebab kegiatan perekonomian domestik membutuhkan pendapatan tambahan di luar aktivitas pemulihan ekonomi. Hal ini akan berdampak pada potensi keuntungan di momentum paruh kedua tahun ini.

Lebih lanjut, dinamika pasar mengindikasikan adanya peningkatan harga bahan bakar domestik. Peningkatan ini dipicu oleh lonjakan harga di tingkat global dan tekanan yang relatif lebih rendah terhadap keuangan perusahaan minyak negara, PT Pertamina yang akan menerima kenaikan kompensasi bersama Perusahaan Listrik Negara (PLN).

”Oleh karena itu, pandangan kami harga bahan bakar mungkin sebagian akan disesuaikan pada Juni atau kuartal ketiga 2022,” ujarnya.

Untuk kebijakan moneter, pertumbuhan yang kuat memberikan ruang kepada pembuat kebijakan dalam memantau risiko stabilitas harga dan pasar keuangan di tengah disrupsi perdagangan global yang semakin ketat.

Sementara itu, Kementerian Keuangan justru menaikkan alokasi subsidi untuk memberikan keringanan untuk konsumen. Upaya ini dilakukan agar inflasi dapat dibatasi dan daya beli masyarakat tetap terjaga.

Sejalan dengan kenaikan alokasi subsidi, biaya fiskal diperkirakan akan meningkat. Total pengeluaran untuk 2022 direvisi menjadi sebesar Rp3.106 triliun, naik sekitar Rp392 miliar dari proyeksi sebelumnya. Hal ini dipicu oleh adanya kenaikan subsisi energi 56 persen.

Merespons dinamika inflasi tersebut, Bank Indonesia telah menegaskan akan memantau first order effect dari penyesuaian BBM bersubsidi. Artinya, Bank Indonesia cenderung memantau inflasi inti yang dapat bergerak ke level tertinggi, dan tidak memusatkan perhatian terhadap tekanan inflasi struktural.

”BI mungkin akan melakukan kenaikan suku bunga GWM (Giro Wajib Minimal) lain, sebelum mengubah panduannya dan menaikkan suku bunga acuan,” ujarnya.

Ia juga melanjutkan bahwa pergeseran hawkish dalam panduan kemungkinan terjadi pada Juni atau Juli, yang akan diikuti oleh kenaikan suku bunga.

Bank DBS juga memperkirakan, inflasi inti semakin menguat seiring munculnya tekanan dari risiko pengambilan aset domestik, kendati dapat dimitigasi oleh neraca perdagangan yang kuat.

Hal ini diperkirakan akan memicu kenaikan kumulatif sebesar 75 based points (bps) pada 2022.

Bank DBS menghitung, pendapatan dari Sumber Daya Alam (SDA) akan meningkat sebesar 2,3 persen dari PDB. Oleh karena itu, proyeksi pendapatan telah direvisi dari Rp1846 triliun menjadi Rp 2226 triliun. Selain itu defisit fiskal kemungkinan akan menyentuh rata-rata -4,5 persen dari PDB, lebih rendah dari yang dianggarkan, yaitu -4,95 persen.

“Ini dapat dibandingkan dengan ekspektasi dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang dapat menaikkan suku bunga lagi sebesar 175 bps di akhir 2022,” kata dia

Rao menambahkan bahwa bank sentral regional juga mulai memperketat kebijakan moneter, seperti langkah back to back BNM dan RBI oleh MAS Singapura.

Tentunya hal ini akan mendorong pembuat kebijakan mesti menempuh langkah-langkah strategis, seperti meletakkan dasar untuk poros hawkish dan memperhitungkan PDB kuartal I-2022 yang kuat.

Pemerintah juga harus merespon kenaikan inflasi dan mata uang yang lebih lemah, serta melonggarkan pengaturan kebijakan yang akomodatif.

Baca artikel inspiratif lainnya pada  https://www.dbs.id/id/treasures/aics/home.page

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...