Modal Asing Masuk Rp 4,6 Triliun, Rupiah Ditutup Perkasa 14.834/US$

Abdul Azis Said
29 Juli 2022, 17:13
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022).
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022).

The Fed tampaknya juga tidak akan menaikkan suku bunga seagresif dua bulan terakhir, ketika menaikan bunga 75 bps. Alasannya, karena The Fed melihat fundamental ekonomi AS membaik, terutama sektor ketenagakerjaan. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyebut kontraksi ekonomi AS di paruh kedua ini memperkuat ekspektasi pasar, bahwa bunga The Fed tidak akan lagi agresif di paruh kedua. Pasalnya, inflasi kemungkinan mulai mereda seiring perlambatan ekonomi AS.

"Karena PDB juga terkontraksi 0,9%, ini indikasinya inflasi kemungkinan akan turun sehingga membuat para spekulan menganggap bahwa 75 bps akan menjadi kenaikan tertinggi tahun ini, karena itu indeks dolar kembali melemah," kata Ibrahim kepada Katadata.co.id

Perekonomian AS kembali terkontraksi 0,9% pada tiga bulan kedua tahun ini. Ekonomi AS juga sempat terkontraksi 1,6% pada kuartal pertama. Kebanyakan ekonom melihat kontraksi dua kuartal beruntun berarti ekonomi AS telah mengalami resesi secara teknis. Namun, pemerintah AS menolak menyebutnya sebagai resesi. Sebagai gantinya, mereka menyebutnya sebagai perlambatan ekonomi signifikan.

Lebih lanjut, Ibrahim menyebut penguatan rupiah juga ditopang oleh fundamental ekonomi domestik yang terpantau masih cukup kuat saat banyak negara menghadapi risiko perlambatan. Sejumlah perkiraan menunjukkan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di kisaran 5% pada tahun ini.

Sementara, kenaikan kasus Covid-19 beberapa pekan terakhir dinilai belum banyak mempengaruhi rupiah. Alasannya karena pemerintah, menurut Ibrahim, tampaknya masih bisa mengelola pandemi dengan baik di tengah kenaikan kasus baru. 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...