IMF Peringatkan Makin Banyak Negara Miskin Terancam Gagal Bayar Utang
"Depresiasi mata uang pasar berkembang terhadap dolar memiliki konsekuensi inflasi," kata Gopinath.
Kondisi ini, menurut dia, membuat kebijakan moneter bagi negara berkembang jauh lebih menantang saat ini, terutama negara-negara yang meminjam dalam dolar. "Ini menyulitkan mereka untuk membayar kembali," ujarnya.
Beban utang yang memburuk terjadi setelah berakhirnya kesepakatan yang diadopsi oleh Kelompok 20 untuk menangguhkan atau mengubah pembayaran utang oleh negara-negara berpenghasilan rendah selama pandemi Covid-19. Kerangka kerja ini menggabungkan Klub Paris dari sebagian besar negara kreditur kaya serta Cina, yang bukan anggota, tetapi merupakan pemberi pinjaman bilateral resmi terbesar di dunia.
“Diperlukan lebih banyak tindakan cepat, dan ruang lingkup kerangka kerja harus diperluas ke negara-negara berpenghasilan menengah,” kata Gopinath.