Sri Mulyani: Resesi Global Bisa Seret Turun Harga Minyak

Agustiyanti
7 September 2022, 17:50
sri mulyani, amerika serikat, eropa, harga minyak
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/tom.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, ekonomi Amerika Serikat dan Eropa berpotensi besar masuk ke jurang resesi.

"Selama terjadi perang, berarti akan terus ada disrupsi suplai karena Rusia itu diembargo. Kemarin kita juga mendengar bahwa Amerika Serikat akan mencoba membuat price gap untuk minyak Rusia yang sekarang sudah diadopsi negara-negara G7," katanya.

Ia menilai harga minyak dunia masih akan tidak pasti ke depannya dengan berbagai faktor tersebut dan tentunya akan memengaruhi APBN.

Pemerintah memperkirakan subsidi energi pada tahun ini membengkak dari alokasi Rp 502 triliun menjadi Rp 649 triliun meski harga BBM sudah naik. Perkiraan subsidi ini menghitung rata-rata harga minyak Indonesia tahun ini sebesar US$ 100 per barel. 

Jika harga minyak turun dan rata-rata ICP berada di level US$ 99 per barel, Kemenkeu memperkirakan kebutuhan subsidi berpotensi lebih kecil yakni sebesar Rp 605 triliun. Sementara jika harga rata-rata ICP turun menjadi US$ 85, maka kebutuhan anggaran subsidi hingga akhir tahun mencapai Rp 591 triliun. 

Perhitungan ini dibuat dengan asumsi konsumsi Pertalite membengkak menjadi 29 juta kilo liter dan solar 17,4 juta kilio liter.

Anggaran subsidi yang berpotensi membengkak ini kemungkinan melampaui anggaran pendidikan tahun ini yang mencapai Rp 574,9 triliun. Dengan membengkaknya anggaran subsidi energi, maka total belanja negara juga sebenarnya berisiko membengkak.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...