Rupiah Ambruk ke 15.200/US$, BI Sebut AS dan Rusia Biang Keladinya

Abdul Azis Said
28 September 2022, 12:46
rupiah, rupiah melemah, dolar AS
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Ilustrasi. Rupiah bergerak melemah dan menembus Rp 15.200 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Rupiah kembali melemah pada perdagangan pagi ini dengan bergerak di kisaran Rp 15.200 per dolar AS sejak pembukaan. Rupiah masih tertekan sentimen The Federal Reserve, serta kabar Rusia yang  akan mengusulkan agar OPEC+ mengurangi produksi minyaknya.

Data Bloomberg, rupiah bergerak di level 15.240 pada pukul 11.50 WIB, melemah 0,77% dari penutupan kemarin. Kurs Garuda bahkan sempat menyentuh level 15.262 pada pukul 09.38 WIB. 

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Edi Susianto mengatakan, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang Asia lainnya, termasuk rupiah. Ada dua sentimen utama yang mendorong rupiah masih berada di zona merah pagi ini, yakni faktor yang datang dari Amerika Serikat dan Rusia.

"Hari ini faktor triger-nya, pertama adalah pernyataan-pernyataan pejabat The Fed yang memberikan nuansa masih akan tetap hawkish," kata Edi dalam keterangannya, Rabu (28/9).

Dikutip dari Reuters,  Gubernur The Fed Minneapolis Neel Kashkari alam wawancara dengan WSJ Live mengatakan, para gubernur bank sentral bersatu untuk mencapai target penurunan inflasi dan pasar keuangan dinilai telah memahami itu. Komantar tersebut memperkuat sinyal The Fed masih akan mempertahankan kenakan bunga agresif hingga inflasi headline mencapai target 2%. Inflasi AS saat ini masih bertahan di atas 8% meski The Fed telah menaikan bunga 300 bps dalam lima pertemuan terakhir.

Edi mengatakan, faktor lain yang mendorong pelemahan rupiah datang dari Rusia. Mengutip Reuters, negeri beruang merah itu dikabarkan akan mengusulkan agar OPEC+ memangkas produksi minyak sekitar 1 juta barel per hari pada pertemuan OPEC+ awal bulan depan.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...