Sri Mulyani Sebut Kemungkinan AS dan Eropa Resesi, Ini Dampaknya ke RI
Sri Mulyani dalam paparannya juga mengutip laporan IMF yang menunjukkan sepertiga dari perekonomian dunia akan mengalami resesi teknikal, yakni kontras dua kuartal berturut-turut pada tahun ini dan tahun depan. Dalam laporan tersebut diketahui bahwa 31 dari 72 negara yang disurvei kemungkinan akan resesi teknikal.
Bukan hanya ancaman resesi, situasi yang tidak kalah pelik juga terjadi di belahan bumi lainnya. Perlambatan ekonomi Cina, meski tidak sampai memasuki resesi tetap perlu diwaspadai. Pertumbuhan ekonomi Cina tahun ini dan tahun depan masih akan di bawah 5%.
Dari dalam negeri, prospek ekonomi Indonesia cukup aman. Survei berbagai lembaga internasional menunjukkan pertumbuhan tahun ini dan tahun depan kemungkinan masih di kisaran 5%.
Meski demikian, Sri Mulyani mengakui Indonesia tetap perlu waspada. Perlambatan ekonomi di banyak negara akan mempengaruhi faktor eksternal Indonesia, terutama potensi dampaknya ke ekspor. Saat ekonomi Amerika, Eropa hingga Cina lesuh, maka permintaan terhadap barang ekspor Indonesia juga turun.
Oleh karena itu, Sri Mulyani menyebut perekonomian Indonesia tahun depan akan mengandalkan konsumsi dan investasi untuk mengimbangi risiko penurunan ekspor akibat resesi. Seperti diketahui, lonjakan harga komoditas mendorong kinerja ekspor Indonesia beberapa kuartal terakhir sangat kuat sehingga turut menopang pertumbuhan ekonomi.