Rupiah Loyo Kembali Dekati 15.600/US$ Jelang Pertemuan The Fed

Abdul Azis Said
31 Oktober 2022, 10:01
rupiah, nilai tukar, the fed
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah terhadap dolar AS pagi ini.

Dari dalam negeri, pasar mengantisipasi data inflasi September yang dirilis besok. Ariston menyebut, pasar berekspektasi inflasi akan menanjak ke 6%. Inflasi yang terus naik bisa menggerus pertumbuhan ekonomi. "Ini bisa memberikan tekanan ke nilai tukar rupiah," ujarnya.

Ia mengatakan, risk on di bursa saham yang masih berlanjut dapat membantu menahan pelemahan rupiah. Indeks saham Asia  seperti Nikkei 225 Jepang, Kospi Korea Selatan dan Nifty 50 India menguat, menyusul penguatan di bursa Wall Street pada akhir pekan lalu.

Analis DCFX Lukman Leong melihat rupiah akan bergerak mix di rentang Rp 15.500-Rp 15.600 per dolar AS. Senada Ariston, sentimen positif di bursa saham akan merembet ke perdagangan rupiah.

Namun, dolar AS masih menguat sehingga tekanan terhadap rupiah masih berlanjut. Hal ini didorong oleh peningkatan imbal hasil alias yield obligasi AS setelah data inflasi PCE AS yang dirilis akhir pekan lalu menunjukkan tekanan inflasi masih tinggi. Inflasi PCE ini menjadi salah satu data yang dipantau The Fed sebelum mengerek suku bunganya.

"Investor juga cenderung wait and see menantikan data inflasi Indonesia besok," kata Lukman.



Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...