Penjelasan BI soal Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2023 yang Pesimistis

Abdul Azis Said
23 November 2022, 19:03
BI, pertumbuhan ekonomi
ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf/rwa.
BI memperkirakan pertumnbuhan ekonomi tahun depan hanya akan mencapai 4,37%.

Beberapa analis sebelumnya menyoroti asumsi pertumbuhan 2023 versi BI yang dinilai cukup konservatif. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan melambat menjadi 4,37%, di bawah ekspektasi pasar dan mayoritas ramalan lembaga internasional yang memperkirakan pertumbuhan dapat berada di kisaran 5% maupun target dalam APBN 2023 sebesar 5,3%. 

Perkiraan pertumbuhan ekonomi tersebut disampaikan BI sebagai asumsi dalam Rencana Anggaran Tahunan BI (RATBI) 2023 yang disampaikan kepada Komisi XI DPR pada Senin(21/11). BI melihat pertumbuhan ekonomi tahun depan akan melambat dari perkiraan tahun ini 5,12%. Meski demikian, bamk sentral menyebut prospek pertumbuhan tersebut tetap tinggi didorong oleh permintaan domestik, yakni konsumsi dan investasi serta kinerja ekspor yang masih tetap positif meski melambat.

Bukan hanya pertumbuhan ekonomi, asumsi terkait rupiah tahun depan yang diajukan BI dalam RATBI juga lebih berbeda dengan target dalam APBN 2023. Asumsi rupiah dalam APBN 2023 sebesar Rp 15.480 per dolar AS, sementara dalam asumsi BI adalah  Rp 15.070 per dolar AS. Namun dari sisi inflasi, asumsi APBN dengan RATBI sejalan.

Wakil Ketua Komisi XI DPR Dolfie kemudian menyoroti asumsi BI yang jauh lebih rendah dibandingkan target APBN 2023. Padahal, menurut doa.BI juga ikut serta dalam merumuskan beberapa asumsi dalam APBN salah satunya nilai tukar.

"Ini bagaimana mempertemukan titik tengahnya, kan tidak bisa pada saat pembahasan APBN 2023 Gubernur BI ada di sini juga, dengan pendapatanya juga, tapi kemudian tidak bisa ketika penyusunan ATBI menghindari dari risiko moneter dan menyerahkan risiko itu ke fiskal," kata Dolfie dalam rapat Senin kemarin (21/11).

Terkait asumsi nilai tukar yang lebih rendah dari target APBN, Perry  mengatakan bank sentral berupaya membawa rupiah kembali ke titik tengah target yang pernah disampaikan sebelumnya, yakni di kisaran Rp 15.000 per dolar AS. Ia mengaku sejauh ini telah menggelontorkan upaya ekstra untuk menjaga rupiah tidak amblas terlalu dalam ditengah berbagai gejolak yang ada, termasuk menguras cadangan devisa.

Meski sempat ada pro kontra, Komisi XI DPR RI menyepakati berbagai asumsi yang disampaikan BI tersebut.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...