5 Ramalan Ekonomi Tahun Depan, Benarkah Dunia akan Resesi?

Abdul Azis Said
30 Desember 2022, 15:02
ekonomi dunia, resesi ekonomi
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/RWA/dj
Ilustrasi. Ekonomi dunia diperkirakan tumbuh di kisaran 2% pada tahun depan.

Skenario kedua, ekonomi global akan turun lebih tajam dari skenario baseline tetapi masih berhasil lolos dari resesi. Pertumbuhan ekonomi tahun depan kemungkinan hanya 1,7% sebagai imbas pengetatan moneter yang lebih agresif dari skenario sebelumnya. 

Skenario ketiga, terjadinya resesi global apabila pengetatan moneter lebih agresif dibandingkan dua skenario sebelumnya karena inflasi yang masih tinggi. Dalam skenario ketiga ini, pertumbuhan ekonomi dunia kemungkinan hanya 0,5% pada tahun depan, dengan kontraksi ekonomi dialami negara maju.

"Pertumbuhan global melambat tajam dengan kemungkinan perlambatan lebih lanjut karena lebih banyak negara jatuh ke dalam resesi. Kekhawatiran saya bahwa tren ini akan bertahan, dengan konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan orang-orang di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang,” kata Presiden Grup Bank Dunia David Malpass, 15 September.

  • OECD

    Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) tidak melihat dunia akan masuk ke jurang resesi ekonomi pada tahun depan. Kendati demikian, prospek tahun depan menurun tajam, dengan perkiraan pertumbuhan 2,2%. Krisis energi terburuk sejak 1970-an akan memicu perlambatan, terutama di Eropa.

    "Kami tidak memprediksi resesi, tapi kami memproyeksikan periode pelemahan yang nyata," kata kepala OECD Mathias Cormann dalam konferensi pers untuk mempresentasikan Outlook Ekonomi terbaru organisasi tersebut dikutip dari Reuters pada akhir bulan lalu.

  • Goldman Sachs

    Pertumbuhan ekonomi dunia tahun depan diperkirakan melambat menjadi 1,8%, dengan beberapa negara seperti Jerman, Italia, Inggris dan Rusia mengalami resesi. Ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat diperkirakan tumbuh 1% tetapi diperkirakan tidak akan jatuh ke jurang resesi.

    Zona Euro dan Inggris kemungkinan mengalami resesi ringan dalam periode 12 bulan ke depan, terutama karena pendapatan riil yang terpukul akibat biaya energi makin mahal. Probabilitas resesi di Amerika kecil, hanya 35% dibandingkan konsensus yang pasar yang 65%. Goldman Sachs melihat berbagai data terkini menunjukkan sinyal positif pada perekonomian AS, pertumbuhan kuartal tiga positif mendekati 3% dan pasar tenaga kerja masih bagus.

    "Lebih mendasar lagi, ada alasan kuat untuk mengharapkan pertumbuhan (ekonomi AS) positif di kuartal mendatang," dikutip dari risetnya yang dikeluarkan pertengahan bulan lalu, Jumat (30/12).

  • JP Morgan

    Perekonomian dunia diperkirakan tumbuh 1,6% pada tahun depan tetapi tidak akan tergelincir ke jurang resesi. Ekonomi AS yang akan tumbuh 1% , kemungkinan jatuh ke jurang resesi pada akhir tahun depan, sementara Zona Euro menghadapi resesi ringan mulai akhir tahun ini hingga awal tahun depan.

    "Perekonomian global tidak berisiko tergelincir ke dalam resesi, karena penurunan tajam dalam inflasi membantu mendorong pertumbuhan," dikutip dari outlook yang dikeluarkan JP Morgan yang rilis 8 Desember lalu.

  • Halaman:
    Reporter: Abdul Azis Said
    Editor: Agustiyanti
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...