Rupiah Menguat Pagi Ini Berkat Data Ekonomi Amerika Jeblok

Abdul Azis Said
28 Februari 2023, 09:41
amerika, rupiah, dolar
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Penjualan barang tahan lama turun 4,5% pada Januari dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini lebih dalam dari perkiraan pasar 3,7%.

Sebelumnya, pasar ramai-ramai keluar dari aset berisiko, karena beberapa data ekonomi AS mendukung ekspektasi berlanjutnya kenaikan suku bunga The Fed.

Data inflasi inti Amerika pada Januari misalnya, naik 0,6% secara bulanan (month to month/mtm) dan 4,7% secara tahunan (year on year/yoy). Ini bahkan belum menghitung kenaikan harga pangan dan energi.

Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan pasar 0,5% dan 4,4%.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra pun memperkirakan rupiah masih melemah hari ini, seiring ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang berlanjut. Hal ini terlihat dari kenaikan yield obligasi AS.

Ia pun memprediksi rupiah terkoreksi ke kisaran Rp 15.300, dengan potensi support sekitar Rp 15.220 per dolar AS.

Meski demikian, sentimen positif terhadap aset berisiko saham, khususnya bursa Asia bisa menahan pelemahan rupiah.

Begitu juga dengan data pembelian durable goods Amerika Serikat yang turun. "Hasil ini sempat mendorong pelemahan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya. Ini juga bisa menahan pelemahan rupiah," kata Ariston dalam catatannya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...