Ekspor dan Impor Lesu, Neraca Perdagangan Februari Surplus US$ 5,48 M
Penurunan ekspor secara bulanan terutama disebabkan oleh anjloknya ekspor migas sebesar 20,26% menjadi US$ 1,19 miliar. Sementara ekspor nonmigas turun 2% menjadi US$ 20,21 miliar. "Ekspor migas turun terutama disebabkan oleh nekspor hasil minyak yang secara turun 43,87% dan ekspor gas yang secara nilai turun 14,78%, ujar Habibullah.
Ia menjelaskan, kinerja ekspor secara tahunan sebenarnya masih tumbuh mencapai 4,51%, tetapi pertumbuhannya melambat dibandingkan bulan yang sama pada 2020 dan 2021.
Menurut Habibullah, ada sejumlah faktor yang memengaruhi penurunan ekspor pada bulan lalu. Salah satunya tren penurunan harga komoditas unggulan Indonesia, seperti timah, batu bara, minyak mentah, dan gas alam. Harga keempat komoditas tersebut turun secara bulanan maupun tahunan pada bulan lalu.
BPS juga mencatat kinerja impor jeblok pada bulan lalu setelah sempat naik pada Januari 2023. Impor pada bulan lalu turun 17,08% dibandingkan bulan sebelumnya atau 4,32% dibandingkan tahun lalu.
Kinerja impor berdasarkan tiga jenis kelompok pengeluarannya terpantau turun. Impor barang konsumsi anjlok 14,54%, bahan baku turun 15,09%, dan barang modal turun 6,64%,