Dolar Mulai Ditinggalkan, Porsi di Cadangan Devisa Global Terus Turun
Yuan Belum Bisa Menggantikan
Yuan Cina sempat digadang-gadang dapat menggantikan peran dolar AS. Namun dalam hal cadangan devisa global, pangsa yuan Cina justru turun pada tahun lalu. Porsi yuan sebagai cadangan devisa global turun menjadi 2,7% pada akhir tahun ini.
Penurunan porsi yuan dalam cadangan devisa global tak lepas dari kontrol modal, masalah konvertibilitas, dan masalah lainnya. Hal ini membuat bank sentral lain tampaknya kurang mempercayai yuan sehingga membuat denominasi aset dalam mata uang tersebut bergerak lambat atau tidak bergerak sama sekali.
Pada kecepatan tersebut, yuan tidak akan mendekati USD sebagai mata uang cadangan selama beberapa dekade.
Adapun nilai cadangan devisa dalam mata uang euro, yen, British Pound, RMB, dan mata uang lainnya diterjemahkan ke dalam angka USD dengan nilai tukar pada saat itu, untuk tujuan pelaporan, sehingga dapat dijumlahkan dan dibandingkan. Misalnya, nilai kepemilikan resmi Jepang atas aset berdenominasi euro dinyatakan dalam dolar dengan nilai tukar EUR-USD pada saat itu.
Lantaran dinyatakan dalam dolar, aset berdenominasi euro yang dipegang oleh Jepang naik atau turun dengan nilai tukar USD-EUR, bahkan jika kepemilikan Jepang tidak berubah. Dengan kata lain, nilai tukar antara USD dan mata uang cadangan lainnya berdampak pada besarnya aset non-USD.
Sejak tahun 2000, nilai tukar mata uang utama telah melambung naik dan turun dalam kisaran yang cukup luas, seperti yang ditunjukkan oleh Indeks Dolar [DXY], yang tidak hanya didominasi oleh euro dan yen, tetapi juga pound Inggris, dolar Kanada , Krona Swedia, dan Franc Swiss.