Rupiah Kembali Melemah karena Pernyataan Bank Sentral Amerika

 Zahwa Madjid
13 Mei 2024, 09:27
rupiah, dolar amerika, the fed
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Button AI Summarize

Nilai tukar rupiah melemah 0,19% terhadap dolar Amerika Serikat menjadi Rp 16.077 pada perdagangan Senin (13/7). Sejumlah mata uang Asia juga pelemahan terhadap dolar AS.

Baht Thailand melemah 0,10%, ringgit Malaysia 0,15%, yuan Cina 0,10%, peso Filipina 0,43%, dolar Singapura 0,01%, dolar Hong Kong 0,02%, dan yen Jepang lemah 0,06%.

Analis pasar uang Lukman Leong memperkirakan rupiah melemah terhadap dolar AS hari ini (13/5). Hal ini karena dolar Amerika menguat pasca-pernyataan hawkish dua pejabat bank sentral AS atau The Fed akhir pekan lalu.

Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman yakin, bank sentral Amerika ini tidak akan menurunkan tingkat suku bunga tahun ini. Menurut Bowman, inflasi sulit dikendalikan dalam beberapa bulan terakhir.

“Dari dalam negeri, investor masih menantikan data indeks kepercayaan konsumen Indonesia siang ini,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Senin (13/5).

Lukman memprediksi rupiah bergerak dalam rentang Rp 16.000 – Rp 16.100 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Analis pasar uang Ariston Tjendra pun menilai rupiah berpotensi tertekan terhadap dolar AS hari ini. Pelaku pasar menantikan data inflasi konsumen dan produsen Amerika, yang akan dirilis pekan ini.

“Meskipun pasar meyakini bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan tahun ini, tetapi bank sentral juga tidak terburu-buru memangkas suku bunga acuan,” ujar dia.

Ia menilai, pelaku pasar terpaksa harus melihat data-data ekonomi dan pernyataan pejabat The Fed untuk menguatkan ekspektasi mengenai kebijakan suku bunga acuan Amerika ke depan.

“Sikap The Fed yang belum yakin 100% untuk memangkas suku bunga menyebabkan dolar AS masih berpotensi menguat. Apalagi bila data ekonomi AS masih menunjukkan hasil bagus,” kata Ariston.

Menurut Ariston, rupiah berpotensi melemah ke level Rp 16.080, dengan support di kisaran Rp 16.000 per dolar AS. “Sentimen positif untuk rupiah datang dari dalam negeri, yakni pertumbuhan Produk Domestik Bruto alias PDB kuartal I masih di atas 5%,” ujar dia.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...