Rupiah Menguat Tipis Hari Ini, Bertahan di Level Rp 14.800/US$
Nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis 0,04% ke level Rp 14.880 per dolar AS di pasar spot sore ini. Pasar menantikan rilis data inflasi konsumen AS bulan Maret dan notulen rapat bank sentral AS, The Federal Reserve yang akan dirilis malam ini.
Beberapa mata uang Asia lainnya menguat tipis terhadap dolar AS sore ini. Baht Thailand menguat 0,18% disusul ringgit Malaysia 0,13%, rupee India 0,09%, serta yuan Cina dan dolar Singapura kompak menguat 0,03%. Mata uang Asia lainnya melemah terutama peso Filipina dan won Korea Selatan yang terkoreksi paling dalam.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut fokus investor saat ini terhadap proyeksi suku bunga The Fed ke depan. Pasar menunggu data inflasi konsumen AS malam ini untuk mendapatkan sinyal baru terhadap arah kebijakan The Fed ke depan.
Ia memperkirakan inflasi konsumen AS kembali turun secara tahunan untuk periode Maret. Namun, inflasi inti Amerika yang tidak menghitung kenaikam harga energi dan pangan bergejolak, berpeluang kembali naik.
Selain data inflasi, menurut dia, pelaku pasar juga menantikan rilis notulen rapat The Fed malam ini. Dokumen ini dinantikan investor untuk menebak cara pandang dan rencana suku bunga dari para anggota komite pembuat kebijakan.
"Persepsi umum adalah bahwa Fed memiliki satu kenaikan lagi sebesar 25 basis poin tersisa dalam siklus kenaikan suku bunga di bulan Mei, sebelum mulai memangkas suku bunga di akhir tahun," kata Ibrahim dalam catatannya sore ini, Rabu (12/4).
Sementara dari dalam negeri, Ibrahim melihat pasar merespons positif data penjualan ritel Maret 2023 yang diperkirakan kembali tumbuh karena momentum Ramadan. Indeks penjualan ritel (IPR) diperkirakan tumbuh 4,8% secara tahunan pada bulan lalu, menguat dibandingkan Februari sebesar 0,6%.
Ia pun memperkirakan rupiah dibuka berfluktuatif pada perdagangan besok, tetapi akan ditutup menguat di rentang Rp 14.840- Rp 14.890 per dolar AS.
