Menkeu Sri Mulyani: Indonesia Sudah Terbitkan Rp 20,8 T Sukuk Hijau

Rezza Aji Pratama
6 Juni 2023, 16:01
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberi sambutan saat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan delegasi dari US-ASEAN Business Council (US-ABC) di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Kamis (25/5). Menteri Keuangan (Menkeu) Sri
Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberi sambutan saat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan delegasi dari US-ASEAN Business Council (US-ABC) di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Kamis (25/5). Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertemuan tersebut membahas berbagai kerja sama di bidang investasi dan hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Indonesia.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut pemerintah telah menerbitkan sukuk ritel hijau senilai Rp 20,8 triliun sampai saat ini.

Menkeu mengatakan penerbitan sukuk rital hijau merupakan upaya pemerintah untuk memanfaatkan berbagai instrumen guna mendukung transisi energi. Selain secara ritel, Indonesia juga telah menerbitkan sukuk hijau secara global senilai US$ 5 miliar. Selain itu terdapat pula obligasi tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs Bond) yang diterbitkan pada 2021 sebesar 500 juta euro.

"Ini artinya masyarakat bisa berpartisipasi untuk pembiayaan berbagai proyek yang sifatnya mentransformasikan menuju ekonomi hijau," ungkap Sri Mulyani, dalam acara Green Economy Forum 2023, Selasa (6/6). 

SDGs Bond tersebut merupakan salah satu SDGs Bond pertama yang diterbitkan dengan suku bunga yang sangat rendah. Menurut Sri Mulyani, Indonesia termasuk negara yang pertama menerbitkan sukuk hijau di pasar dunia. Adapun kini, langkah tersebut banyak diikuti oleh negara-negara maju dan berkembang.

"Saya sering saat berada dalam pertemuan internasional, banyak menteri-menteri keuangan dari negara berkembang yang menanyakan pengalaman Indonesia untuk menerbitkan instrumen ini," ucap dia.

Ia menuturkan, penerbitan sukuk hijau di pasar global bukan saja menggambarkan penerbitan instrumen, tetapi memperlihatkan persiapan mekanisme agar instrumen tersebut tetap kredibel dari sisi klasifikasi sebagai sebuah instrumen pembiayaan yang hijau.

Sejumlah ahli memperkirakan sukuh hijau akan semakin berkembang. Hondamir Nusratkhujaev, Kepala Departemen Akuntansi dan Pelaporan Islamic Development Bank (IDB) mengatakan jumlah sukuk hijau yang diterbitkan di seluruh dunia pada 2022 mencapai US$ 8 miliar. Ia memperkirakan angka ini akan naik menjadi US$ 30-50 miliar pada 2025. 

“Dana tersebut dapat digunakan untuk mewujudkan proyek-proyek pembangunan berkelanjutan dan menyelesaikan masalah sosial di negara-negara Islam,” katanya dalam Kazan Forum 2023, akhir Mei lalu. 

Reporter: Rezza Aji Pratama
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...