Resep Sri Mulyani Hemat Belanja Kemenkeu: Pegawai Berkurang 3.586

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengklaim mampu melakukan efisiensi anggaran mencapai Rp 2,12 triliun sepanjang 2020-2023 melalui sejumlah langkah reorganisasi dan perbaikan birokrasi. Salah satunya, mengurangi jumlah pegawai hingga mencapai 3.586 orang dalam tiga tahun terakhir. 

"Dengan berbagai langkah-langkah reorganisasi dan reformasi birkorasi, kami mampu melakukan efisiensi anggaran hingga Rp 2,12 triliun melalui pola kerja baru," ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (12/6). 

Ia menjelaskan, penghematan sebesar Rp 2,12 triliun diperoleh dari pelaksanaan tahun anggaran 2020 hingga 2023. Pola kerja baru di Kemenkeu juga memberikan sejumlah manfaat lain, yakni tetap terkendalinya belanja birokrasi, mendukung peningkatan kualitas belanja, dan dapat menjadi pembelajaran bagi Kementerian/Lembaga lain.

Berikut langkah-langkah Sri Mulyani hemat belanja:

1. 1. Pengendalian belanja birokrasi, antara lain perjalanan dinas dan konsinyering. Anggaran yang berhasil dihemat Rp 535,42 miliar.
   2. Pembayaran belanla pegawai terpusat. Ini berdampak pada turunnya anggaran pengelolaan dan optimalisasi SDM. Anggaran yang berhasil dihemat Rp 9,46 miliar.
   3. Implementasi Ruang kerja masa depan, yang berdampak pada penurunan biaya untuk sewa kantor. Anggaran yang berhasil dihemat Rp 14,35 miliar.
   4. Konsolidasi pengadaan laptop melalui e-katalog LKPP dan kebijakan TKDN. Anggaran yang berhasil dihemat Rp 140,83 miliar.
   5. Digitalisasi proses bisnis, berdampak pada turunnya belanja pencetakan dokumen. Anggaran yang dihemat Rp 92,85 miliar.
   6. Pengadaan collaborative tools secara terpusat. Anggaran yang dihemat Rp 290 miliar.
   7. Kebijakan negative growth jumlah pegawai. Total pegawai kemenkeu berkurang 3.586 orang menjadi 78.882 orang. Anggaran yang dihemat Rp 902,59 miliar.
   8. Optimalisasi penggunaan sarana dan Prasarana, berdampak pada penurunan biaya paket meeting. Anggaran yang dihemat Rp 35,27 miliar.
   9. Prioritas pembentukan Tim, berdampak pada efisiensi honorarium tim. Anggaran yang dihemat Rp 15,35 miliar.
   10. Optimalisasi anggaran penanganan pandemi, yang merupakan dampak dari terkendalinya kasus Covid-19. Anggaran yang dihemat Rp 84,19 miliar.
   11. Standardisasi harga dan pemberian seminar kit yang selektif. Anggaran yang dihemat Rp 4,4 miliar.