Rupiah Menguat Setelah Risalah Pertemuan The Fed Dirilis

 Zahwa Madjid
12 Oktober 2023, 09:26
Petugas bank menghitung uang pecahan rupiah di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (22/11/2022). Bank Indonesia akan mengendalikan nilai tukar rupiah agar lebih menguat ke level Rp15.070 per dolar AS pada tahun 2023, sehingga implikasi pertumbuhan ekono
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Petugas bank menghitung uang pecahan rupiah di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (22/11/2022). Bank Indonesia akan mengendalikan nilai tukar rupiah agar lebih menguat ke level Rp15.070 per dolar AS pada tahun 2023, sehingga implikasi pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih rendah yakni 4,37 persen (yoy) dibanding prognosa BI pada tahun 2022 yang sebesar 5,12 persen.

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan 0,04% ke level 15.692 pada perdagangan hari ini, Kamis (12/10). Pada penutupan sebelumnya, rupiah sempat menembus level 15.715.

 Analis mata uang, Lukman Leong, memperkirakan pergerakan rupiah akan bergerak datar dengan kecenderungan menguat terbatas. Hal tersebut disebabkan oleh risalah pertemuan FOMC bank sentral AS yang tidak terlalu hawkish. 

Sebagai informasi, hawkish adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kebijakan moneter yang cenderung kontraktif seperti menaikkan suku bunga atau mengurangi neraca bank sentral.

 “Investor masih wait and see menantikan data inflasi AS malam ini yang diperkirakan akan turun ke 3.6%,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (12/10).

Lukman memprediksi rupiah akan bergerak dalam rentang 15.650-15.750.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra pun memprediksi rupiah berpeluang menguat hari ini terhadap dolar AS seiring dengan penurunan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS. Yield tenor 10 tahun pagi ini sudah bergerak di kisaran 4,5% setelah sebelumnya bergerak di atas 4,6%

Penurunan yield tersebut kemungkinan disebabkan meningkatnya ekspektasi pasar bahwa Bank Sentral AS tidak akan menaikan suku bunga acuannya lagi sesuai pernyataan para petinggi bank sentral AS belakangan ini dan hasil notulen FOMC yang dirilis dinihari tadi.

 “Para petinggi bank sentral AS memberikan pertimbangan bahwa sudah tingginya suku bunga jangka panjang AS mungkin cukup untuk menurunkan laju inflasi di AS,” kata Ariston dalam risetnya.

 Tapi ekspektasi tersebut bisa saja berubah bila data inflasi konsumen AS yang akan dirilis malam ini naik kembali melebihi bulan sebelumnya. 

 “Tadi malam data inflasi produsen AS menunjukkan kenaikan inflasi melebihi ekspektasi,” ujar Ariston.

 Potensi penguatan rupiah hari ini diperkirakan ke arah 15.6530-15.630, dengan potensi resisten di sekitar 15.730.

 Pergerakan mata uang Asia pun mayoritas menguat. Melansir bloomberg, yen Jepang menguat 0,03%, dolar Hong Kong menguat 0,02%, dolar Singapura menguat 0,09%, dan baht Thailand menguat 0,48%.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...