Sri Mulyani: APBN Surplus Rp 67 Triliun sampai September 2023

Lavinda
Oleh Lavinda
25 Oktober 2023, 16:11
APBN
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani

Bukan tanpa alasan, Bendahara Negara itu meminta masyarakat untuk waspada karena seluruh negara di dunia menghadapi berbagai tantangan dari lingkungan perekonomian global.

"Indikatornya, risiko dan ketidakpastian global meningkat. Ini memberikan dampak rembesan ke dalam negeri yang mempengaruhi nilai tukar, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi, karena volatilitas pasar keuangan berdampak ke sektor riil," papar Sri Mulyani.

Dia menjelaskan, sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Cina dan kawasan Eropa mengalami tekanan tinggi.

Di AS misalnya, terjadi gejolak di pasar obligasi pemerintah bertenor 10 tahun pada September dan Oktober. Imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak sampai 5% untuk pertama kali sejak 2007. Padahal biasanya suku bunga AS tercatat rendah sejak krisis keuangan global 2008 lalu.

Tantangan juga berasal dari gejolak politik internal di AS terkait kepemimpinan kongres yang kosong. Menurut Sri Mulyani, kepemimpinan ini juga akan mempengaruhi kecepatan putusan legislasi dan pemerintahan di AS dalam merespons masalah-masalahnya.

Di Cina, pertumbuhan ekonomi melambat, tercermin dari 50 perusahaan bidang properti yang mengalami kesulitan keuangan bahkan ada yang gagal bayar. Padahal, Cina merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dan menjadi motor pertumbuhen ekspor dari banyak negara, termasuk Indonesia. Kondisi ini otomatis berpengaruhi pada pertumbuhan ekspor Indonesia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...