Ganjar Targetkan Rasio Belanja Militer 2% dari PDB, Berapa Saat Ini?
Sedangkan periode pertama pemerintahan SBY (2005-2009), belanja militer atau anggaran pertahanan nasional hanya berkisar Rp 9 triliun—Rp 30 triliun per tahun. Nilai ini jauh lebih kecil dari realisasi belanja militer era Jokowi.
Kemudian pada periode kedua SBY (2010-2014) anggarannya mulai naik di kisaran Rp 17 triliun—Rp 87 triliun per tahun. Nilainya pun meningkat lagi setelah Jokowi menjabat.
Meski anggaran pertahanan era Jokowi lebih tinggi ketimbang SBY, tapi rasionya terhadap produk domestik bruto (PDB) tak berubah signifikan, masih tetap di bawah 1%. Ini sebagai strategi pemerintah agar alokasi anggaran pemerintah tetap solid.
Adapun rasio anggaran pertahanan atau belanja militer terhadap PDB era SBY berkisar 0,2%—0,9% per tahun, sedangkan era Jokowi 0,7—0,9% per tahun. Dengan begitu, rasio anggaran pertahanan dalam 20 tahun terakhir tetap dijaga di bawah 1%.
Berikut rinciannya:
Era Presiden SBY
- 2005: rasio anggaran pertahanan 0,79% dari total PDB
- 2006: 0,73%
- 2007: 0,78%
- 2008: 0,18%
- 2009: 0,23%
- 2010: 0,25%
- 2011: 0,65%
- 2012: 0,71%
- 2013: 0,92%
- 2014: 0,81%
Era Presiden Jokowi
- 2015: rasio anggaran pertahanan 0,92% dari total PDB
- 2016: 0,79%
- 2017: 0,86%
- 2018: 0,72%
- 2019: 0,73%
- 2020: 0,89%
- 2021: 0,74%
- 2022: 0,77%
- 2023: data PDB belum tersedia
- 2024: data PDB belum tersedia