Bahlil Kritisi Thomas Lembong soal IKN hingga Baterai Mobil Listrik

Andi M. Arief
24 Januari 2024, 18:24
bahlil, thomas lembong, ikn, investasi mangkrak, industri baterai kendaraan listrik, nikel,
Dokumentasi BKPM
Kepala BKPM/Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat konferensi pers realisasi investasi 2022 di Jakarta, Selasa (24/1).

"Dulu investasi-investasi ini tidak bisa diselesaikan karena penyelesaiannya memakai ilmu lapangan. Tidak ada pendidikan di Harvard mengenai cara 'berkawan dengan hantu'," kata Bahlil.

Pembuatan OSS

Sementara itu, pembuatan Online Single Submission atau OSS awalnya diperdebatkan oleh Tom Lembong dan mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Saat itu Tom Lembong menolak adanya OSS di lingkungan BKPM.

Berbeda, saat menjadi Kepala BKPM, Bahlil mengaku langsung menyetujui adanya OSS di seluruh proses administrasi BKPM. Alhasil, volume penerbitan nomor izin berusaha naik dari hanya 704.000 pada 2019 menjadi 4,06 juta pada 2023.

Peningkatan tersebut disebabkan penerbitan nomor izin berusaha per hari yang naik dari 1.927 pada 2019 menjadi lebih dari 11.000 nomor pada 2023. "Ini bentuk contoh saja antara tamatan Harvard dan universitas di Papua. Tidak boleh jadi mata-mata asing di Republik ini karena negara ini kami yang tahu," ujarnya.

Industri Baterai Listrik

Terkait industri baterai kendaraan listrik, Tom Lembong mengkritisi arah produksi industri baterai listrik di Indonesia tidak mengikuti tren pasar global.

Menurutnya, saat ini mobil listrik di pasar global cenderung menggunakan lithium ferro phosphate atau LFP, sedangkan baterai yang diproduksi di dalam negeri adalah Nickel-Mangan-Cobalt atau NMC.

Indonesia tercatat memiliki cadangan nikel sebesar 25% dari cadangan nikel global. Hal tersebut sejalan dengan karakter baterai NMC lantarn konten nikel dalam baterai tersebut mencapai 80%.

Bahlil mengatakan pabrikan baterai mobil listrik lokal tidak bisa memproduksi baterai LFP. Sebab, Indonesia tidak memiliki pasokan lithium maupun phosphate di dalam negeri. Pada saat yang sama, Tom Lembong menyatakan mayoritas mobil listrik saat ini menggunakan baterai LFP, salah satunya Tesla.

Bahlil berargumen baterai FLP hanya ditemukan pada Tesla dengan jarak tempuh standar. Sementara itu, Tesla dengan jarak tempuh lebih jauh menggunakan baterai NMC.

"Apa benar nikel akan ditinggalkan? Saya takut sekali kalau kami memberi data yang tidak valid, karena itu merusak saat memberikan pemahaman yang benar," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...