Kisah Evergrande, Berutang Rp 5,2 Kuadriliun, Kini Kena Likuidasi

Sorta Tobing
30 Januari 2024, 17:10
Gedung Evergrande
123rf.com
Gedung Evergrande

Obligasi Kungfu Evergrande

Sebelum krisis properti terjadi di Tiongkok, terjadi Era Keemasan pada sektor tersebut. Evergrande mengumpulkan uang dengan menerbitkan surat pernyataan utang atau IOU dalam bentuk dolar Amerika Serikat, bukan renminbi. Tujuannya adalah menarik investasi asing. 

Manajer dana investasi, seperti Ashmore, Amundi, HSB, dan UBS, tertarik dengan surat utang itu. Mereka menyebutnya Obligasi Kungfu. Lalu, berbagai perusahaan serupa masuk hingga puncaknya Evergrande memegang IOU hingga US$ 19 miliar. 

Namun, ketika Evergrande gagal membayar utang pada 2021, nilai obligasi langsung amblas, dari 95 sen menjad 20 sen dolar AS. Kini, angkanya tersisa 1,5 sen dolar AS.

Utang tersebut lalu diakusisi, salah satunya oleh Saba Capital Management. Kelompok investor ini dipimpin oleh bank investasi Moelis & Company dan Kirkland.

"Ini adalah tim yang jumlah pengacaranya sama banyaknya dengan manajer portofolionya. Kuncinya adalah mencoba memprediksi bagaimana pengadilan akan memainkannya," ujar salah satu investor obligasi tersebut. 

Perkiraan apa yang akan diputuskan pengadilan Cina tentu akan sulit. Apalagi saat ini Preisden Xi Jinping mengubah prioritas program ekonominya. Ia mencoba mengalihkan fokus dari investasi dan properti ke konsumsi dan produksi yang bernilai tinggi. 

Business Insider menulis, likuidasi Evergrande terjadi ketika perekonomian Tiongkok menghadapi hambatan signifikan. Mulai dari krisis properti, tekanan deflasi, dan krisis demografi. 

Sentimen pasar terhadap perekonomian Tiongkok sangat buruk dalam beberapa. bulan terakhir. Pasar saham negara ini pun anjlok besar-besaran pada pekan lalu karena investor banyak yang melakukan aksi jual. 

Di sisi lain, likuidasi Evergrande dapat menjadi aksi paling ekstrem Beijing dalam meredam gelembung di sektor properti. "Ini bagus dalam jangka panjang tapi sangat sulit dalam jangka pendek," kata Direktur Pelaksana Orient Capital Research, Andrew Collier, kepada Reuters

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...